Amien Rais: Nawacita Jadi Nawasengsara, Revolusi Mental ke Mana?

Amien Rais: Nawacita Jadi Nawasengsara, Revolusi Mental ke Mana?

Indra Komara - detikNews
Rabu, 04 Jul 2018 16:15 WIB
Amien Rais di PP Muhammadiyah, Rabu (4/7/2018) Foto: Indra Komara/detikcom
Jakarta - Sorotan tajam kembali dilontarkan Amien Rais kepada pemerintahan Jokowi. Amien mempertanyakan pencapaian visi-misi Jokowi-JK yang disebut nawacita.

"Nawacita jadi nawasengsara, kemudian revolusi mental itu sampai ke mana? Yang direvolusi mental yang kayak apa?" kata Amien dalam sambutan pada acara halalbihalal di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).

Kritik ini dilontarkan Amien Rais saat menggambarkan kondisi negara yang menurutnya tidak membaik. Dia menyebut pemimpin bangsa seakan-akan menyodorkan demokrasi, tapi kenyataannya diskriminatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Jadi saya melihat pangkal permasalahan bangsa ini adalah beberapa pucuk pimpinan itu menerapkan demokrasi tapi isinya diskriminasi," sambung Amien.

Perlakuan diskriminatif, disebut Amien, terjadi pada penegakan hukum, sosial, dan politik. Amien menyebut penegakan hukum masih tebang pilih.

"Lihat apa yang tidak tebang pilih di negeri kita ini? Lihat hukum yang kecil dikejar-kejar, yang gede mana mungkin. Bahkan dengan firmed saya mengatakan KPK saja itu merupakan lembaga obstruction of justice, yang puluhan triliun pasti lewat, tapi yang OTT seratus juta, dua ratus, juga dikejar," ujar Amien.

Di bidang politik, diskriminasi dalam pandangan Amien ditunjukkan lewat politik pecah belah.



"Kalau temannya itu dibetul-betulkan, tapi kalau lawannya kalau bisa dipecah-pecah, dilemahkan," imbuhnya.

Sedangkan diskriminasi bidang ekonomi, disebut Amien, ditunjukkan lewat semakin besarnya ketimpangan di masyarakat.

"Oxfam yang mengatakan ada 4 orang lebih tinggi kekayaannya daripada 100 juta rakyat miskin ini kan (dianggap) nggak ada apa-apa," katanya. (fdn/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads