Cerita Kepala Banjar Saat Gunung Agung Erupsi

Cerita Kepala Banjar Saat Gunung Agung Erupsi

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 04 Jul 2018 10:33 WIB
Gunung Agung bererupsi pada 3 Juli. (Dok PVMBG)
Karangasem - Erupsi Gunung Agung membuat warga sekitar lereng gunung itu mengungsi ke lokasi yang aman. Kepala banjar Nengah Sama (48) mengaku sempat kesulitan mengevakuasi warganya saat Gunung Agung bererupsi.

Nengah bersama warga Banjar Kesimpar, Desa Besakih, Karangasem, mengungsi di tempat pengungsian di UPT Pertanian setempat. Nengah sempat mendapat penolakan dari warga yang tak mau mengungsi.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang tidak mau mengungsi. Saya bujuk akhirnya mau mengungsi," ucap Nengah saat diwawancara detikcom, Rabu (4/7/2018).

Saat ini ada 112 warga yang mengungsi di UPT Pertanian. Dia bercerita kondisi rumah warga sudah ditutupi abu vulkanik.

"Saat ini ada 112 jiwa di sini. Dan kemungkinan bertambah. Karena kondisi di sekitar rumah sudah berdebu dan terbakar," ujarnya.



Nengah mengaku sebagai orang yang terakhir mengungsi. Selaku kepala banjar, Nengah harus memprioritaskan warganya untuk mengungsi.

Nengah bercerita rumahnya berada 4 kilometer dari puncak Gunung Agung. Saat ini kondisi rumah dan lingkungannya di Desa Besakih tertutup debu. Bahkan tanaman di sekitar Gunung Agung juga terbakar.

"Pagi ini saya sempat naik, sudah terbakar sebagian tanaman di sana," tambahnya. (rvk/asp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads