Surat Suara Dicuri, Pencoblosan di TPS 5 Distrik Wamena Ditunda

Surat Suara Dicuri, Pencoblosan di TPS 5 Distrik Wamena Ditunda

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 27 Jun 2018 17:59 WIB
Foto: Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal. (Audrey-detikcom)
Wamena - Surat suara di TPS 5, Distrik Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Papua, sempat hilang dibawa kabur salah satu anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) berinisial AW. Akibatnya, pemungutan suara Pilgub Papua dan Pilbup Jaya Wijaya ditunda hingga besok.

"Di TPS 5, Distrik Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya. Sekitar pukul 10.00 WIT, surat suara hilang di TPS. Lalu aparat mencari ternyata ada di rumah KPPS, sedang dicoblos-coblosi surat suaranya. Rencana tindak lanjut pelaku diamankan di Polres. Kejadian ini dilaporkan ke panwas saat ini penyelenggara sedang bermusyawarah," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada detikcom, Rabu (27/6/2018).

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan pencoblosan akan dilakukan besok lantaran surat suara yang sebelumnya tersedia kini dalam kondisi rusak akibat ulah AW. Sementara itu tindakan AW telah dilaporkan ke Sentra Gakumdu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Di situ diselenggarakan pilbup dan pilgub. Pilbup satu calon tunggal, sementara pilgub dua paslon. Masalah ini ditangani Gakumdu. Setelah penyelenggara berdiskusi, maka pemilihan akan dilakukan besok. Ini dikarenakan menunggu surat suara yang masih diambil karena sebagian surat suara rusak," jelas Kamal.

Sebelumnya Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di beberapa wilayah terganjal masalah. Salah satunya Distrik Wamena, Jaya Wijaya, Papua.

"Di Kabupaten Jayawijaya, ada KPPS yang membawa kabur logistik pemilu di satu TPS saja. Sudah dapat ditangkap dan sudah dapat dilaksanakan pemilihan susulan di TPS yang bersangkutan," ungkap Wiranto di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (27/6/2018).


Pada kesempatan yang sama, Tito menjelaskan pencurian logistik pemilu seringkali terjadi sejak dia masih menjabat sebagai Kapolda Papua. Tito menyebut alasan pencurian logistik karena faktor primordialisme.

"Jadi memang ini seringkali memang, saya dua tahun sebagai kapolda di sana. Ada juga peristiwa yang sama dulu. Ini terjadi di Kabupaten Jayawijaya, ibu kotanya Wamena. (Logistik pemilu) Ini dibawa kabur. Umumnya alasannya primordialisme, keberpihakan terhadap paslon tertentu karena keluarga, suku dan lain-lain," jelas Tito.

"Tapi laporan dari kapolda (Kapolda Papua Irjen Boy Rafli), sudah ditangkap pelakunya. Kemudian sudah diamankan yang bersangkutan. Ini cuma satu TPS. Sekarang sedang dibicarakan dengan KPU, mungkin ada sebagian surat suara yang sudah dicoblos pelaku," sambungnya. (aud/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads