ROV tersebut dikirim untuk melakukan pencarian benda di Danau Toba. Benda berukuran panjang 2 meter dan seberat 2 ton itu dikirim bersama tim operator ROV Basarnas mengunakan pesawat CN-295 Skadron Udara 2 Wing Udara 1 Lanud Halim Perdanakusuma.
"Pesawat CN-295 menjalani misi khusus dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk mendukung pelaksanaan operasi SAR KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, yang hingga saat ini masih berlangsung," kata Kepala Penerangan Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Letkol Komaruddin, lewat keterangan tertulisnya, Selasa (26/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat lepas landas dari Halim pada pukul 13.05 WIB. Diperkirakan pesawat mendarat di Bandara Silangit pukul 16.37 WIB.
![]() |
Sebelumnya diberitakan pencarian di bawah air menemui berbagai kendala seperti kedalaman danau, air yang dingin, dan pencahayaan yang minim. Pengiriman ROV diharapkan dapat mempermudah proses pencarian.
"Hambatan di lapangan yang jelas pertama, danau itu dalam. Dalamnya 300-500 meter. Nggak gampang itu, di dalam itu dingin. Kemudian kita gunakan remote under vehicle (remotely operated underwater vehicle) untuk melihat situasi di dalam. Karena di dalam itu gelap, sampai bayangkan, kita pake senter aja 5 meter (jarak pandangnya)," kata Kepala Basarnas M Syaugi di Kementerian Perhubungan, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).
Basarnas sebelumnya mendeteksi objek di dasar Danau Toba yang diduga merupakan bangkai KM Sinar Bangun pada Minggu (24/6/2018). Namun, objek tersebut memang belum dapat dipastikan bangkai KM Sinar Bangun.
Guna memastikan indikasi objek tersebut, ROV diperlukan untuk menangkap visual objek yang ditemukan. ROV ini akan dipakai untuk mengambil visualisasi benda tersebut.
"Nanti setelah ada indikasi ini, kami akan menurunkan alat yang lebih canggih namanya ROV, Alat ini kelebihannya adalah bisa mendekati objek. Jadi kayak robot lah. Bisa ambil video atau foto dari berbagai arah. Juga bisa digerakkan secara fleksibel, dan alat ini juga dilengkapi arm (lengan) itu untuk melakukan pekerjaan misalnya kami mau mengikatkan tali. Intinya nanti akan divisualisasi dengan alat ini apakah benar indikasi itu objek yang kami cari," tutur Founder Mahakarya Geo Survey-IAITB, Henky Suharto, saat dihubungi detikcom, Minggu (24/6).
Pencarian korban juga diperpanjang pada Senin (25/6) kemarin setelah dilakukan selama 7 hari. Sejauh ini, sudah ada 18 penumpang selamat yang dievakuasi dan 3 penumpang lain yang meninggal dari peristiwa ini. Diduga masih ada 180 penumpang lebih yang hilang. (jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini