Selain itu, untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Manggala Agni juga melakukan pengecekan lapangan (groundcheck) agar langsung tertangani.
"Terhadap hotspot yang terpantau, segera dilakukan pengecekan lapangan atau groundcheck untuk memastikan kejadian kebakaran sehingga dapat segera diambil langkah antisipasif melalui pemadaman dini," ujar Raffles, dalam keterangan tertulis, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan beberapa tim Manggala Agni diketahui telah melakukan langkah pencegahan dengan cepat. Contohnya, Manggala Agni Daops Sarolangun, Provinsi Jambi melakukan groundcheck di Desa Dusun Dalam, Kecamatan Batin VIII, Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan pantauan satelit terpantau hostpot yang segera ditindaklanjuti oleh Manggala Agni bersama personel Polsek Batin. Hasil pengecekan ditemukan lahan bekas terbakar seluas Β± 1 Ha.
Di lokasi lain juga dilakukan groundcheck oleh Manggala Agni Daops Kapuas, Kalimantan Tengah bersama-sama dengan anggota TNI. Hotspot terpantau berdasarkan satelit TERRA AQUA tanggal 23 Juni 2018 di Desa Harapan Baru, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. Lokasi hotspot yang berjarak 120 km dari markas Daops, ditempuh selama 2,5 jam menggunakan kendaraan roda dua dan dilanjutkan dengan perahu kelotok dengan waktu tempuh sekitar 45 menit menuju lokasi.
Pada lokasi groundcheck ditemukan lahan terbakar dengan luasan Β± 5 Ha. Kini kondisi api sudah padam total. Selanjutnya Manggala Agni lakukan mopping up untuk memastikan api benar-benar sudah padam.
Selain groundcheck, Rafless menyebut Manggala Agni juga dengan sigap melakukan pemadaman pada wilayah-wilayah yang terjadi kebakaran, seperti pemadaman di Desa Semata, Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas oleh Manggala Agni Daops Singkawang, Kalimantan Barat. Luas terbakar mencapai Β±25 Ha pada areal gambut. Manggala Agni terus berupaya memadamkan api yang masih berkobar hingga Minggu sore kemarin (24/06/2018).
Mopping up juga dilakukan oleh Manggala Agni Daops Malili, posko siaga di Kabupaten Tana Toraja, pada areal terbakar di Kelurahan Buntu, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Luas terbakar Β± 1 Ha pada tanah berbukit, dengan vegetasi terbakar alang alang, pakis, dan semak. Penyebab kebakaran diduga akibat kelalaian pengunjung lokasi obyek wisata.
Dari Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada Minggu, pukul 20.00 WIB (24/06/2018), berdasarkan satelit NOAA tidak terpantau adanya hotspot, sedangkan berdasarkan satelit TERRA AQUA terpantau satu hotspot di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini