Dalam forum itu Muchlis akan menyampaikan materi tentang Islam yang moderat. Salah satu poin yang akan dipaparkan yakni keamanan dunia tanpa keberadaan kelompok radikal ISIS.
"Melalui forum ilmiah semacam ini, kita dapat berbagi pengalaman dalam mengembangkan dan memperbaharui wacana keagamaan yang lebih dinamis, harmonis dan humanis. Dengan bersatu, menghargai keragaman dan menghormati perbedaan kita akan mampu menciptakan dunia yang lebih aman dan damai, tanpa ISIS," kata Muchlis dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (25/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua akses menuju pemikiran radikal harus ditutup rapat-rapat. Pada saat yang sama kita juga harus bergerak mempromosikan wacana keagamaan yang moderat," imbuhnya.
Menurut Muchlis, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung upaya pembangunan kembali Irak, baik di bidang politik maupun ekonomi setelah kalahnya ISIS di negara itu.
"Kita berharap ke depan akan semakin erat, terutama dalam mengembangkan pemahaman keagamaan yang moderat," ujarnya.
Sekain Muchlis, 6 perwakilan Indonesia lainnya yakni Muhyiddin Junaidi (MUI), Ikhwanul Kiram Masyhuri (Alumni Al Azhar), Saiful Mustafa (UIN Malang/NU), Fathir H Hambali (Alumni Syam), Auliya Khasanofa (Muhammadiyah), dan Thobib Al-Asyhar (Kemenag).
(abw/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini