"Di tempat kejadian 500-800 meter, penyelam hanya mampu sampai 30 meter," kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Kerja (KNKT) Soerjanto Tjahjono, di Dermaga Parapat, Simalungun, Sumut, Minggu (24/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari teman-teman ahli forensik air di Danau Toba ini sangat dingin, jadi badan kita seperti lemari es sehingga proses pembusukannya itu lambat orang bisa ngapung karena gas-gas yang terbentuk waktu pembusukan itu, itulah yang membuat berat badan kita lebih ringan daripada air sehingga mengapung, tapi karena di bawah itu dingin proses pembusukannya itu lambat," ucap Soerjanto.
Selain itu, dia menduga korban terperangkap terbelit oleh ganggang yang tumbuh di dasar danau. Menurutnya ganggang juga membuat korban susah untuk mengapung ke permukaan.
"Jadi di bawah itu juga banyak ganggang sehingga sampai di bawah terlilit ganggang itu juga yang membikin kenapa jasad sulit untuk ditemukan," ungkapnya.
KM Sinar Bangun tenggelam, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB. Data sementara, 3 orang tewas dan 18 orang selamat. Untuk korban hilang belum ada data pasti namun diduga 182 orang masih hilang. 3 korban tewas adalah Tri Suci Hadayani (24), Fahriyanti, dan Indah Juwita (20).
Tonton juga video 'Kemenhub Bagikan 5.000 Life Jacket ke Operator Kapal Danau Toba':
(rvk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini