Dirinya mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga di rumahnya. Hanya sepeda motor yang bisa diselamatkan dari dalam rumah saat banjir bandang.
"Keluarga sudah keluar semua. Hanya barang kayak teve dan kulkas mungkin sudah terendam. Sepeda motor selamat," ujarnya kepada detikcom, Jumat (22/6/2018).
Rumah Sugito memang agak jauh dari bantaran sungai. Namun karena lebih rendah dari tanah yang lain, lumpur dan batang kayu besar mengubur dan menghantam rumahnya. Separuh rumahnya rusak terendam lumpur dan pasir.
Sugito bercerita hujan deras terjadi sejak Kamis (21/6/2018) malam. Air Sungai Badeng tidak terlalu besar saat itu. Namun dirinya waspada jika air sungai meluap. Ditunggu hingga malam, kondisi sungai tak meluap. Namun saat hujan Jumat pagi, air sungai tiba-tiba meluap dan sangat besar.
"Kejadian sekitar jam 7 pagi. Besar itu jam 8 pagi air sudah masuk bersama dengan kayu besar menghantam rumah. Saya lari bawa motor," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Tutik Susilo. Banjir bandang menyapu rumahnya hingga rata dengan tanah, sekitar pukul 08.00 Wib. Air berwarna coklat itu membawa batu dan kayu besar.
"Ada suara gemuruh yang kemudian muncul air bah itu. Saya langsung lari. Rumah saya langsung hanyut," ujarnya.
Rumah kayu miliknya dan tetangganya itu hanyut bersama dengan seisi rumahnya. "Saya bingung mau tinggal di mana," tambahnya.
Saat ini, Pemkab Banyuwangi membuka dapur umum dan tenda umum untuk para korban banjir bandang di Desa Alasmalang. Rencananya ada beberapa titik dapur umum dibangun, untuk memenuhi konsumsi korban di Desa Alasmalang.
"Rencananya akan kita bangun 3 dapur umum di sekitar lokasi," ujar Kepada Dinas Sosial Banyuwangi, Peni Handayani. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini