Sempat Ditembak Kopaska, Buaya di Tanjung Priok Tak Muncul Lagi

Sempat Ditembak Kopaska, Buaya di Tanjung Priok Tak Muncul Lagi

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Senin, 18 Jun 2018 14:45 WIB
Foto: Petugas buru buaya di Tanjung Priok (Sams-detik)
Jakarta - Satuan Komandan Pasukan Katak (Satpaska) TNI AL sempat menembak buaya 2,5 meter yang muncul di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara pada Jumat (15/6) lalu. Hingga hari ini, anggota patroli belum melihat lagi kehadiran buaya itu.

"Terakhir setelah 2 hari itu udah nggak muncul lagi buayanya," kata anggota Satpaska Koarmada I, Kapten Laut Edy Tirtayasa, kepada detikcom (18/6/2018).


Edy menduga buaya tersebut sudah mati setelah ditembak dua kali di bagian leher dan belakang kepalanya. Namun, memang bangkai buaya tersebut belum ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Minggu (17/6) kemarin, TNI AL bersama Ditpolair Polda Metro Jaya, pihak BKSDA dan Kebun Binatang Ragunan berpatroli mencari buaya tersebut.


"Kemarin kita patroli ada 20 orang gabungan. Sektor patrolinya malah sampai ke daerah PIK di survei sekitar Pondok Dayung dalam dan luar. Karena dari orang BKSDA dia lebih tahu karakter buaya tempat yang dia sukai itu dimana," imbuh Edy.

Buaya tersebut pertama kali muncul pada Kamis (14/6) lalu. Terhitung hingga Sabtu (16/6) buaya tersebut muncul sekitar 15 kali di daerah Pondok Dayung. Patroli yang dilakukan personel TNI AL pun membawa 2 pucuk senjata jenis SS1.


TNI AL menembak buaya tersebut karena lokasi kemunculan buaya merupakan area latihan anggota Kopaska. Buaya itu diduga buaya muara yang senang tinggal di ujung daratan seperti Pondok Dayung. Karena sudah beberapa hari tidak muncul, buaya tersebut diduga sudah mati.

"Ini jenis buaya muara dan nggak suka laut lepas. Dia senang di tempat kita wawancara dan saya bawa (orang BKSDA dan orang Ragunan) ke tempat pertama (buaya) muncul, kata BKSDA dia senang ditempat-tempat dekat ujung daratan. Saya bisa tarik kesimpulan dari saya buaya itu mati kalau dari orang BKSDA nggak mungkin muncul disitu karena sudah banyak gangguan, ada kapal patroli karena dia nggak senang kapal patroli," ujarnya. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads