Kebun tersebut angker karena masih alami. Pohon-pohon yang rindang dan hewan liar memang masih bermukim di kawasan itu.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut warga memang angker, mungkin maksud angkernya karena di sana masih alam liar, masih natural sehingga memang banyak hewan liar," ungkap Agung kepada detikcom, Sabtu (15/6/2018).
Agung menjelaskan lokasi Wa Tiba diterkam ular sanca berada di pinggir kebun. Daerah pinggir kebun merupakan lahan yang baru saja dibuka warga.
Guna mencegah insiden itu, Agung dan jajarannya juga melakukan sosialisasi kepada warga di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, pasca-insiden ular sanca memakan manusia. Polisi mengimbau warga yang hendak berkebun tidak sendirian.
"Kita imbau kepada warga yang mau berkebun supaya tidak sendirian saat berkebun," ucapnya.
Agung menambahkan Polres Muna bersama warga masih terus melakukan penyisiran di kebun tersebut. Penyisiran dilakukan untuk memastikan daerah tersebut aman bagi warga yang ingin berkebun.
"Babinkamtibmas kita juga bersama warga melakukan penyisiran supaya warga yang mau ke situ aman," pungkasnya.
Peristiwa itu terjadi ketika Wa Tiba mengecek kebunnya di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, pada Kamis (14/6). Hingga Jumat (15/6) pagi, Wa Tiba tidak kunjung pulang. Warga dan polisi lalu mencarinya dan menemukan ular sanca pada pukul 09.00 Wita.
Saat ditemukan warga, ular sanca itu tak bisa bergerak karena badannya membengkak. Ular itu dibawa warga dan saat badannya dibelah ditemukan jasad Wa Tiba.
Tonton juga 'Heboh Jasad Wanita Tua di Perut Ular Sanca':
(rvk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini