Paper Mashi dan Sufiyana Musiqi, Seni Kashmir yang Ingin Lestari

Jazirah Islam 2018

Paper Mashi dan Sufiyana Musiqi, Seni Kashmir yang Ingin Lestari

Dinda Tahier - detikNews
Selasa, 12 Jun 2018 14:25 WIB
Paper Mashi. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7
Jakarta - Seperti daerah wisata kebanyakan, Kashmir memiliki toko souvenir di setiap sudutnya. Biasanya yang dijual adalah aneka makanan kecil dan barang khas lainnya.

Ada satu souvenir khas Kashmir yang dijual di sini, yakni Paper Mashi. Ini adalah kerajinan khas Kashmir yang sudah ada sejak abad ke 15.

Paper Mashi berasal dari bahasa Prancis paper mache yang berarti bubur kertas. Warga Kashmir biasa membuatnya menjadi berbagai kerajinan tangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sudah berusia ratusan tahun, kerajinan paper machie masih dipertahankan hingga sekarang. Salah satunya oleh keluarga Mohammad Ilyas.



Sudah belasan tahun ia membuat paper machie, meneruskan jejak pamannya. Seni paper machie berasal dari Persia, yang dibawa oleh seorang tokoh bernama Hazrat Shah e Hamdan. Orang Kashmir kemudian mempelajari dan mewariskannya secara turun temurun.

Cara membuat souvenir ini, setelah bubur kertas mengeras dan jadi kotak, kemudian dilukis. Motif yang menghiasi permukaan kotak biasanya adalah bunga, atau tanaman khas Kashmir.

Dari tangan Ilyas, permukaan polos ini menjadi karya seni yang bernilai. Dalam sehari, Ilyas mampu melukis 10 kotak kecil. Paper mache dibandrol mulai dari 300 rupee atau sekitar Rp 60 ribu. Cocok sebagai buah tangan untuk dibawa pulang ke Indonesia.

Sufiyana Musiqi. Sufiyana Musiqi. Foto: Daeng Nico/ Jazirah Islam TRANS 7


Seni dan budaya Khasmir yang tak kalah menarik adalah santoor, sitar dan tabla. Ini adalah instrumen musik Sufiyana Musiqi. Seni musik ini
mulai populer di Kashmir sejak kedatangannya dari Teluk Persia 15 abad lalu.

Sayangnya, seni musik yang sangat bersejarah ini perlahan mulai terkikis. Berada di daerah rawan konflik, membuat kesenian ini diabaikan.

"Pemerintah tidak memberikan sumbangan finansial sama sekali. Mereka tidak menyediakan kesempatan tampil, dan lain-lain. Itulah mengapa Sufiyana sedikit demi sedikit punah," kata salah satu seniman Sufiyana.

Sufiyana Musiqi biasa ditampilkan pada acara sakral di dalam ruangan. Yang memainkannya hanya laki laki. Lirik lagunya sendiri menjelaskan tentang filosofi agama, kemanusiaan dan cinta.

Mendengarnya di tanah penuh konflik seperti Kashmir, akan membuat hati tergugah, karena sungguh merefleksikan keinginan warga Kashmir untuk hidup bebas dan damai.

Pemain musik Sufiyana Musiqi, biasanya mewarisi keahliannya secara turun temurun, seperti keluarga Taarukh. Bagi mereka, menjadi pemusik sudah mendarah daging.

Hingga sekarang, para pemudik di keluarga Taarukh sudah masuk generasi ke delapan. Mereka juga percaya bahwa musik Sufiyana Musiqi diturunkan langsung oleh Nabi Musa pada masanya.

Berdasarkan cerita tentang mukjizat Nabi Musa, pada waktu itu sebuah batu besar diberikan padanya oleh Tuhan. Nabi Musa menyentuhnya dan dengan tangannya yang diberkati, batu itu pecah menjadi 12 keping.

Dari sanalah 12 suara musiqi itu berasal. Itulah asal dari kata 'musiqi', diadaptasi dari nama Musa. Ini berhubungan dengan
tangga nada dalam music Sufiyana.



Santoor contohnya. Secara harfiah, santoor berarti 100 senar. Ratusan senar yang tersusun rapat ini, mengeluarkan bunyi yang berbeda. Mirip kecapi, tapi santoor dimainkan dengan dua palu kecil.

Ada juga gitarnya Sufiyana, disebut sitar. Tidak seperti gitar biasa, senar dalam sitar bisa mencapai 21 buah. Kemudian ada tabla yang dalam bahasa Persia dan Arab berarti drum. Keduanya melengkapi satu sama lain. Yang sebelah kiri dinamakan baya, sedangkan kanan, diberi nama daya.

Para pemusik Sufiyana berharap, kondisi tanah tempat mereka tinggal bisa lebih damai agar seni Sufiyana Musiqi bisa lestari.

"Semoga damai segera melingkupi kehidupan warga Kashmir dan kesenian Sufiyana Musiqi bisa dilanjutkan hingga generasi mendatang," harap mereka.


Saksikan perjalanan melongok kehidupan muslim di India dalam program Jazirah Islam, Selasa 11 Juni 2018 pukul 15:00 WIB hanya di TRANS 7 (rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads