Untuk awal, Menpar Arief meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyediakan slot time untuk penerbangan langsung rute Banyuwangi-Bali.
"Ini ada misi khusus agar peserta World Bank bisa berkunjung ke Banyuwangi. Saya harap temen-temen di Kemenhub bisa menyediakan slot waktu di Denpasar," kata Arief kepada detikcom, usai landing di Bandara Banyuwangi, Minggu (10/6/2018).
Menurut Menpar, targetnya realisasi penerbangan Banyuwangi-Bali terlaksana Juli 2018 sehingga operasional benar-benar berjalan lancar saat acara IMF. Untuk maskapai, dirinya sudah bertemu dengan Nam Air, yang serius dalam pembukaan rute ini.
Arief mengatakan Bandara Banyuwangi memiliki banyak slot luang, sedangkan di Bandara Internasional Ngurah Rai yang perlu diupayakan.
"Saya sudah bertemu Nam Air. Dan ini rencana akan kita Dorong secepatnya ada penerbangan ini," tambahnya.
Sementara itu maskapai penerbangan NAM Air yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air, berencana mengambil jadwal penerbangan Bali ke Banyuwangi pukul 18.00 WIB dan kembali ke Bali keesokan pagi.
Dia mengatakan wisatawan mancanegara dari Bali bisa mengikuti penerbangan terakhir sore hari, lalu menuju puncak Ijen, dan bisa langsung kembali ke Bali keesokan pagi.
"Memang saat ini kita terkendala slot time yang ada di Bali. Untuk planning jamnya itu dari Denpasar sore hari atau malam hari. Jadi satu paket bisa one day tour ke Ijen," kata Manajer NAM Air Banyuwangi, I Gde Chrisna.
Dia mengatakan dengan jadwal itu, pihaknya optimis okupansi penumpang akan sampai di angka 90 persen.
"Terbang dari Banyuwangi ke Bali bisa diisi pekerja. Sedangkan penerbangan sore dari Bali ke Banyuwangi diisi wisatawan yang menuju destinasi utama Banyuwangi, yakni Puncak Ijen," katanya lagi. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini