Tak hanya berkelok-kelok, jalur berstatus jalan kabupaten ini juga terdiri turunan ekstrem. Sedikitnya ada 2 titik turunan yang mengharuskan pengemudi waspada.
Tak lebih dari 3 menit usai melintas Kecamatan Pringkuku, pemudik akan tiba di turunan Mloko. Kondisi jalan menurun disertai kelokan ini dikenal berbahaya.
Penguasaan medan serta kehati-hatian menjaga laju kendaraan menjadi kunci melintasi jalur ini. Beberapa kali kecelakaan terjadi diduga karena pengemudi terlambat menginjak rem.
"Semalam ada sedan ndak kuat nanjak. Akhirnya terperosok ke semak-semak. Baru bisa dievakuasi setelah ditarik pakai truk," ujar Sunarno, pengemudi kepada detikcom di lokasi, Sabtu (9/6/2018) pagi.
Turunan Mloko barulah tantangan pertama. Setelah menyusuri jalanan menurun sejauh 2,5 kilometer ke arah timur, pemudik akan kembali mengahadapi turunan tajam.
![]() |
Lokasi yang hanya berjarak 2 kilometer dari ibu kota Kabupaten Pacitan ini, memaksa pengemudi menginjak pedal rem. Diawali jalan menurun, jalan tiba-tiba menikung ke kiri.
Kondisi tersebut kerap membuat pengemudi terkecoh. Lantaran memacu kecepatan sejak dari puncak, begitu tiba di tikungan sopir panik dan tak mampu menahan laju kendaraan. Kecelakaan pun kerap terjadi di titik ini.
"Kami imbau pengemudi tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan. Sehingga lebaran dapat dinikmati dengan nyaman," pesan Kasat Lantas Polres Pacitan, AKP Hendrix K Wardhana.
Meski tergolong berisiko, namun kebanyakan pengemudi memilih jalan pintas melalui jalur alternatif Sedeng saat mudik ke Pacitan. Selisih jarak menjadi alasan mereka menempuh rute ini.
Jika melalui jalan provinsi, jarak tempuh dari Kecamatan Pringkuku menuju Kota Pacitan mencapai 14 kilometer. Sedangkan jika melalui Sedeng, jarak sejauh itu bisa dipangkas hingga hanya sekitar 6 kilometer. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini