"Segera setelah Tun (Mahathir) menjadi PM, Low mengirimkan tawaran bahwa dia bersedia bekerja sama dalam kasus 1MDB," sebut seorang sumber pemerintahan Malaysia yang dikutip Malaysiakini dan dilansir media Malaysia, The Star, Sabtu (9/6/2018).
"Tawaran itu dikirimkan orang-orang yang dekat dengan Mahathir. Saya pikir hal ini yang membuat Low secara resmi dicari oleh otoritas (Malaysia-red)," imbuh sumber itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi pers pada Jumat (8/6) kemarin, Mahathir menyatakan otoritas Malaysia sedang berupaya memulangkan Jho Low ke Malaysia terkait dugaan keterlibatan skandal 1MDB. Jho Low yang disebut dekat dengan mantan PM Najib Razak ini merupakan sosok sentral dalam skandal 1MDB.
"Kami berusaha menangkap Jho Low, namun dia tak ada di negara ini (Malaysia-red)," ujar Mahathir dalam konferensi pers itu. "Dan kita tak punya hak ekstradisi di negara tempat dia bersembunyi," imbuhnya, tanpa menyebut negara mana yang dimaksudnya.
Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) telah merilis surat perintah penangkapan untuk Jho Low dan Nik Faisal Airff Kamil yang merupakan mantan Direktur SRC International, unit perusahaan 1MDB yang diselimuti skandal korupsi.
Diketahui bahwa MACC kini tengah fokus menyelidiki 1MDB, khususnya unit perusahaannya SRC International. Bukti yang didapat MACC akhir tahun 2015 menunjukkan aliran dana sebesar US$ 10,6 juta atau setara 42 juta ringgit (Rp 146 miliar) dari SRC International telah ditransfer ke sebuah rekening milik Najib. SRC International dibentuk pemerintahan Najib tahun 2011 untuk mengejar investasi internasional di sektor sumber daya energi.
Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, telah dimintai keterangan oleh MACC beberapa waktu lalu. Nama keduanya juga telah masuk blacklist bagi orang-orang yang dilarang ke luar negeri.
(nvc/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini