Terkait hal ini, Wakil Wali Kota Blitar Santoso akhirnya memberikan pernyataan. Menurutnya, saat ini Samanhudi sedang sakit. Namun Santoso mengaku tidak mengetahui di mana keberadaan Samanhudi saat ini.
Dari pengamatan detikcom, Samanhudi memang jarang tampil dalam berbagai acara seremonial. Bahkan di beberapa kesempatan, Santoso lebih sering mewakili posisinya.
Santoso beralasan, di setiap daerah itu ada kepala dan wakil kepala daerah. Oleh karena itu, ketika kondisi kepala daerah sakit atau berhalangan, maka menjadi kewenangan wakil kepala daerah untuk menindaklanjuti tugas-tugas yang harus dilanjutkan.
"Seperti saat ini. Karena kondisi beliau sedang sakit, ya akhirnya saya yang menggantikan. Sepanjang bukan tugas pokok yang krusial, harus ada yang menggantikan. Sebagai wakil wali kota yang punya tugas membantu wali kota ya harus tetap dikerjakan," kata Santoso.
Informasi yang beredar, orang nomor satu di Kota Blitar itu menderita sakit jantung. Beberapa waktu lalu, bahkan beredar kabar, Samanhudi baru saja menjalani operasi jantung di Singapura, setelah sebelumnya sempat dirawat RS Saiful Anwar Kota Malang.
Walaupun begitu, Santoso berharap masalah yang terjadi di Kota Blitar cepat usai.
"Kami sebagai warga masyarakat Blitar berharap persoalan ini segera diselesaikan. Ini juga membantu ketenangan warga Blitar. Ini diperlukan kejernihan pikiran dan hati, apalagi saat kita menjalankan ibadah di bulan puasa," tutur Santoso saat ditemui di Kelurahan Pakunden saat pembagian bingkisan pada warga kurang mampu, Jumat (8/6/2018).
KPK telah menetapkan Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar sebagai tersangka kasus suap infrastruktur. Jika tidak segera menyerahkan diri maka KPK akan memasukkan Ketua DPC PDIP Kota Blitar itu dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Sampai detik ini, tak seorangpun mengetahui keberadaan Samanhudi. (lll/lll)