Bimanesh Menyesal: 38 Tahun Jadi Dokter, Mau Pensiun Malah Ditahan

Bimanesh Menyesal: 38 Tahun Jadi Dokter, Mau Pensiun Malah Ditahan

Haris Fadhil - detikNews
Kamis, 07 Jun 2018 18:29 WIB
Dokter Bimanesh Sutarjo (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Dokter Bimanesh Sutarjo mengaku bersalah. Ia pun mengaku menyesal telah mengikuti permintaan Fredrich Yunadi untuk merawat Setya Novanto.

Hal itu diucapkan Bimanesh saat ditanya soal alasannya mengajukan justice collaborator (JC). Ia juga mengatakan ditahan KPK menjadi pukulan buatnya.

"Tujuan terdakwa mengajukan JC kenapa?" tanya jaksa kepada Bimanesh, yang diperiksa sebagai terdakwa kasus merintangi penyidikan Novanto, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saya memahami bahwa saya bersalah dalam hal saya percaya saja sama orang sehingga saya diperdaya hingga masuk tahanan KPK. Dalam hidup saya, saya baru kaget kali ini, 38 tahun saya jadi dokter kerja biasa saja, nggak ada masalah. Di ujung, saya sudah pensiun kok saya harus masuk tahanan, itu buat saya pukulan yang hebat," ucap Bimanesh.

Ia menyatakan keputusan itu diambil setelah berkonsultasi dengan pengacara dan salat istikharah. Meski demikian, ia mengaku sulit membuktikan bahwa yang dilakukannya merupakan pengaruh dari Fredrich.

"Saya konsultasi dengan PH saya. Memang saya salah mempercayai saja orang yang memperdaya saya. Sulit untuk membuktikan itu, padahal niat saya hanya nolong pasien. Wong saya nggak kenal Pak Setya Novanto. Jalan satu-satunya ya ajukan JC. Itu jalan yang saya ambil. Saya salat istikharah 2 malam. Saya memang salah kok, saya nyesal kok. Ngapain saya nolong Fredrich begini. Saya harusnya lebih peka. Tapi inilah selama ini, saya kira semua orang baik saja," ujar Bimanesh.


Selain itu, Bimanesh mengaku tak ada rencana bekerja sama dengan Fredrich merintangi penyidikan Novanto. Ia mengatakan proses pemesanan ruangan hingga masuknya Novanto diatur oleh Fredrich dan menyatakan ada campur tangan dari pihak rumah sakit.

"Kelihatan sekali ini yang berperan adalah Saudara Alia dan Fredrich," ucap Bimanesh.

"Kalau kita melihat urutannya kan pagi setelah saya beri tahu akan datangnya Setnov ini kan dia hubungi koordinator admission, Isnaini, di situlah dia awalnya membawa atau melihat ruangan itu dengan Ibu Isnaini dan mengatakan jangan dikasih orang dulu, di-booking, istilah booking dimulai di situ. Sorenya Fredrich memerintahkan asistennya untuk meninjau ruangan rumah sakit disusul dia kemudian. Selanjutnya ada lagi peranan perawat. Jadi Fredrich waktu ninjau kamar diminta perawat senior dan Alia ini ke bagian perawatan menawarkan siapa yang bisa merawat," pungkas Bimanesh. (haf/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads