"Jangan suuzan," kata Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan lewat pesan singkat, Selasa (5/6/2018).
Semuel menegaskan pengendalian konten yang dilakukan Kominfo hanya berlaku pada konten-konten ilegal yang diatur sesuai undang-undang. Di antaranya terorisme, radikalisme, dan pelanggaran hak kekayaan intelektual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semuel juga membantah jika dikatakan pihaknya menerapkan sistem yang mendeteksi wajah untuk menindak konten-konten ilegal tersebut. "Tidak ada, cara kerja sistem kami bukan begitu," tegasnya.
Sebelumnya, anak Amien Rais, Hanum Salsabiela Rais, menyebutkan hilangnya foto pertemuan itu karena Instagram dipesan yang berkuasa. Hanum juga menyebut ada sistem yang mendeteksi wajah Habib Rizieq sehingga foto itu hilang dari Instagram.
"Truth is: IG telah dipesan oleh 'pemesan yang berkuasa' untuk membuat algoritma face detect utk HRS jadi bukan karna di report rame2, tapi memang sistem bekerja, terutama jika engagement tinggi (jumlah like dan komen) mesin akan menghapus," tulis Hanum di Twitter-nya, Senin (4/6).
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif juga menyebut hilangnya foto itu karena ulah rezim yang panik. "Sudah (dapat laporan), kelihatan rezim dan cebongnya panik dan ketakutan," kata Slamet lewat pesan singkat kepada detikcom, Senin (4/6).
Politikus Gerindra Andre Rosiade mengatakan hal senada. Andre menilai 'penguasa' ikut campur dalam penghapusan foto ini.
"Ada indikasi bahwa foto ini bikin 'panik' penguasa, sehingga patut diduga 'penguasa' ikut serta dalam kasus ini," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra itu kepada wartawan, Selasa (5/6).
Dihubungi terpisah, pihak Instagram membenarkan posting-an foto di akun itu hilang. Tapi itu bukan kesengajaan dari pihak Instagram.
"Lagi dicek kenapa di-take down. Kemungkinan ini berdasarkan laporan pengguna," ujar perwakilan Instagram saat dihubungi Senin siang (4/6). (ams/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini