Fakta-fakta Tong Sampah Made in Jerman Rp 9,5 M yang Dibeli DKI

Fakta-fakta Tong Sampah Made in Jerman Rp 9,5 M yang Dibeli DKI

Bagus Prihantoro Nugroho, Indah Mutiara Kami, Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Senin, 04 Jun 2018 22:10 WIB
Fakta-fakta Tong Sampah Made in Jerman Rp 9,5 M yang Dibeli DKI
Tong sampah made in Jerman (Foto: Ibnu/detikcom)
Jakarta - Setelah pohon imitasi, giliran tong sampah buatan Jerman yang jadi bahasan di media sosial. Tong sampah tersebut bermerek Weber dengan kapasitas 600 liter.

"Kita kan beli ada prosedurnya, pakai e-Katalog di LKPP. Yang ada di LKPP itu cuma ada dua vendor, di Jerman sama yang satu lagi China. Jadi dalam negeri nggak ada," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa kepada detikcom, Minggu (3/6).

Informasi tentang tong sampah yang ramai dibahas ini berasal dari screenshot situs e-Katalog LKPP. Di situ tertulis pengadaan tong sampah sebanyak 2.640 buah dengan harga satuan USD 253,62 atau Rp 3.599.375,04. Ada pula ongkos kirim sebesar USD 5.581 atau Rp 79.205.552.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta tong sampah buatan Jerman:

Dipesan 2600 Unit, Anggaran Rp 9,5 Miliar

Foto: Ibnu Hariyanto/detikcom
Pengadaan tong sampah buatan Jerman oleh Pemprov DKI Jakarta tahun ini sebanyak 2.600-an unit. Untuk tahun ini rupanya pengadaan tong sampah tersebut menyerap anggaran hingga Rp 9,51 miliar.

"Harga satuannya Rp 3,6 juta, kemudian ongkos kirim seluruhnya sekitar Rp 79 juta. Dari Rp 12,6 miliar yang dianggarkan, kita menyerap Rp 9,51 miliar. Sisa anggarannya kembali ke kas daerah, sehingga ini penghematan," papar Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Hary Nugroho sat dihubungi detikcom.

Pembelian tong sampah berdasarkan mekanisme yang berlaku melalui e-Catalogue di LKPP. Pada e-Catalogue LKPP, memang hanya ada 11 produk tempat sampah dengan spesifikasi beragam. Produsennya berasal dari China, Jerman, dan Indonesia.

Namun untuk produsen asal Indonesia, hanya terdapat produk berkapasitas 6-8 meter kubik. Harganya Rp 26-29 juta per unit.

Untuk produk tempat sampah sesuai spesifikasi yang dibeli Pemprov DKI, tercantum di situs e-Catalogue LKPP harganya sebesar US$ 253,62 (harga pemerintah) dan US$ 292,60 (harga retail). Harga terakhir diperbarui pada Juli 2015.

Keistimewaan Tong Sampah Jerman: Tahan Banting hingga Radiasi UV

Tong sampah made in Jerman di Jatinegara (Foto: Ibnu Hariyanto/detikcom)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih untuk membeli tempat sampah buatan Jerman dari perusahaan Weber. Salah satu pertimbangannya adalah karena tahan banting.

"Dust bin (tempat sampah) itu kan dibeli untuk kelengkapan truk, compactor truck. Jadi bentuknya juga harus sesuai dengan compactor truck untuk diangkat-angkat. Harus tahan daya bentur karena (tempat sampah) diangkat dan dibentur, berkali-kali dibenturkan," papar Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Hary Nugroho saat dihubungi detikcom.

Sampah yang telah ditampung dalam wadah itu dipindahkan ke truk dengan cara diangkat dan dituangkan pakai alat pada truk. Setelah itu tempat sampah diletakkan kembali yang menurut Hary seakan dibanting. Proses itu dilakukan setiap hari sehingga tempat sampah akan 'dibanting' berkali-kali.

"(Bahannya) minimal HDPE (high-density polyethylene), bukan fiberglass. Kedua, performa itu harus standar internasional," kata Hary.

Pemprov Beli Tong Sampah Jerman Agar DKI Sejajar dengan Kota Maju

Tong sampah made in Jerman (Dinas Lingkungan Hidup DKI)
Dinas Lingkungan Hidup DKI membeberkan alasan pembelian tong sampah buatan Jerman. Tong sampah itu adalah bagian dari modernisasi pengumpulan sampah di Jakarta agar sejajar dengan kota-kota maju.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji menggatakan saat ini pihaknya sedang memangkas tahapan pengumpulan sampah secara tradisional. Kini, untuk jalur pengumpulan sampah yang sudah dilalui truk sampah jenis compactor atau truk sampah tertutup yang dilengkapi mesin press sampah, maka lokasi-lokasi tersebut akan disediakan tong sampah 660 liter made in Jerman ini. Warga di lokasi tersebut dapat meletakan sampah di tong sampah.

"Ilustrasinya satu orang di Jakarta rata-rata menghasilkan 2-3 liter sampah per hari. Satu tong sampah jenis ini dapat menampung sampah yang dihasilkan kira-kira 330 orang atau setara 70 Kepala keluarga. Ketika jadwal pengangkutan garbage bin, petugas dapat mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan mengaitkan ke kait hidroliknya, maka sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Persis seperti di negara-negara maju," kata Adji.

Anies Pilih Diam Dulu soal Tong Sampah Buatan Jerman

Gubernur DKI Anies Baswedan. (Foto: Rifkianto Nugroho)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih belum mau menjelaskan pengadaan tong sampah buatan Jerman senilai Rp 9,5 miliar. Anies mengaku masih menunggu waktu yang tepat menjelaskan program yang ramai dibahas tersebut.

"Nanti saya jelasin, diberitain dulu dah yang ramai sekalian. Diramein sekalin, gedein sekalian," kata Anies usai melantik 916 PNS fungsional di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/6).

Anies mempersilakan warga saling menginvestigasi perihal pengadaan tong itu. Dia berjanji akan mengkonfirmasi perihal pengadaan tong sampah buatan Jerman itu segera.

"Biar pada investigatif dulu, masa belum apa-apa udah klarifikasi. Lihatlah dulu perkaranya nanti saya jelaskan," jelasnya.
Halaman 2 dari 5
(fdn/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads