"Jadi spesifikasi teknisnya itu beda. Dari sisi ketinggiannya kita 1,5 meter. Itu untuk indoor. Kita itu untuk outdoor," kata Kepala Bidang Pencahayaan Kota Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Syamsul Bahri di kantornya, Jalan Taman Jatibaru I, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Menentukan barang, proses lelang itu kita survei pasar. Misalnya dari katalog, dari brosur yang ada. Dilakukan proses secara profesional. Spec kita perlu yang ini loh, ada beberapa item kalau kita akumulasikan yang kompetitif itu ya ini. Dengan spesifikasinya," ucap Syamsul.
Dia juga menjelaskan alasan pengadaan lampu pohon imitasi ini. Menurutnya, pohon imitasi itu diadakan berdasarkan hasil evaluasi pihaknya.
"Ini hasil evaluasi kita. Ada yang dililit, ada yang meteor dari atas ke bawah itu. Ada peruntukan ini untuk space tertentu. Ini kan untuk space terbuka, yang memberi kesan ini pohon. Yang dililit itu existing. Kalau pohon yang ukuran sama (1,5 meter) dililit lampu ya mati, panas," ucapnya.
Sebelumnya, pada 2017, Pemprov DKI membeli 63 pohon imitasi dengan nilai total Rp 573,2 juta untuk di Jakarta Pusat saja. Namun, di situs toko online, lampu hias pohon alias pohon imitasi seperti itu dijual dengan harga yang lebih murah.
Di pelbagai toko online, lampu hias pohon alias pohon imitasi seperti itu dikenal pula dengan sebutan 'LED tree' atau 'artificial LED tree'. Mereka menyediakan pohon imitasi itu dengan berbagai harga, antara lain pohon imitasi setinggi 70 cm seharga Rp 1.200.000 hingga yang setinggi 2,5 meter seharga Rp 4.771.550,00. Di toko online luar negeri, ada pula pohon sejenis yang tahan air serta berbahan besi dan resin seharga Rp 7.094.830,00, dan tersedia pula yang lebih mahal. (haf/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini