"Kita punya nomornya. Pintarnya, teman-teman itu nulis nama sekolahnya. Jadi kita akan berkoordinasi dengan sekolah-sekolahnya untuk memastikan bahwa perbuatan vandalisme tidak akan terulang lagi dan diberikan sanksi," kata Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).
Menurut Sandiaga, oknum yang melakukan vandalisme itu bisa diberi sanksi dengan membersihkan coretannya. Tapi, untuk oknum yang terlibat tawuran sampai penyiraman air keras, Sandiaga meminta mereka tetap diproses secara hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga mengimbau warga tak lagi menggelar SOTR. Dia menyarankan agar kegiatan sahur bersama itu dilakukan di masjid, bukan di jalan.
"Untuk SOTR kami sudah menyatakan tegas dari awal, kami tidak mengizinkan, apalagi menganjurkan. Apalagi SOTR itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Gantinya dengan SITM, yaitu sahur in the masjid," terang Sandiaga.
Memang terdapat beberapa lokasi di Jakarta yang menjadi sasaran vandalisme, di antaranya underpass Mampang dan Matraman. Untuk mengatasi tindakan tersebut, Polda Metro Jaya akan membentuk tim khusus.
"Polisi sudah membentuk tim, tim dari Polda dan Polres akan mencari siapa yang akan melakukan corat-coret. Kita sedang melakukan penyelidikan. Kita akan mencari pelakunya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. (zak/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini