"Saya apresiasi Wali Kota Surabaya, Bu Risma yang membuat sistem CCTV yang cukup baik di Kota Surabaya. Kemarin, dengan sistem CCTV milik ibu, kami bisa melihat jelas beberapa peristiwa terjadi dengan jelas dan bisa kami jadikan barang bukti," kata Tito saat acara Safari Ramadan Panglima TNI dan Kapolri bersama Forkopimda, tokoh agama dan prajurit TNI-Polri di Jatim yang digelar di Polrestabes Surabaya, Kamis (31/5/2018).
Merasa terbantu oleh sistem CCTV yang dibuat oleh Pemkot Surabaya, Tito kemudian membandingkan ketika terjadi teror bom di Kedutaan Australia di Jalan Thamrin pada tahun 2004. Ia mengaku saat menangani kasus tersebut merasa kesulitan mencari rekaman CCTV.
"Ketika bom Thamrin. Saya Kapolda, kami bingung ini bom apa yang terjadi. Kemudian saya cek CCTV milik kedutaan Australia saat itu juga tidak jalan. Setelah kami cari di Pemda DKI juga tidak ada. Akhirnya kami cari ketemu CCTV milik swasta," ujar Tito.
Tito juga mengakui salah satu faktor dalam mengungkap aksi teror bom di gereja-gereja di Surabaya adalah berkat CCTV milik Pemkot Surabaya. "Untuk kasus bom di Surabaya ini, CCTV-nya bu Risma sangat membantu. Terima Kasih bu Risma," puji Tito.
Selain itu, untuk memperkuat pengamanan kepolisian, Tito sudah menginstruksikan kepada Kapolda untuk menjaga gereja-gereja dengan melibatkan TNI.
"Juga libatkan teman-teman TNI, pasti semuanya ingin berbuat. Libatkan ormas-ormas seperti Banser, Ansor biasanya sangat mau untuk bergerak dan juga hidupkan kembali FKUB," pungkas Tito. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini