Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Keamanan Ukraina, Vasyl Hrytsak. Dilansir CNN, Kamis (31/5/2018), Hrystak mengatakan pembunuh bayaran itu telah menerima deposit pembayaran sebesar $15.000 (sekitar Rp 208 juta).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia mengusulkan kepada temannya, mantan anggota ATO di Ukraina Timur untuk mengeksekusi (Babchenko) sebesar $30.000, kontrak itu untuk membunuh seorang wartawan Rusia, Arkady Babchenko," kata Hrystak dalam konferensi pers,
Hrystak mengatakan, G juga menerima informasi rinci terkait pekerjaan jurnalistik yang dilakukan Babchenko. Termasuk informasi terkait istri, anak maupun paspor.
Sebelum eksekusi itu dilakukan, pihak Ukraina membuat 'setting' dengan menyebar kabar penembakan terhadap Babchenko. Dia disebut meninggal dunia di dalam ambulans setelah sang istri menemukannya berlumuran darah di rumah mereka yang ada di Kiev, Ukraina. Babchenko dinyatakan meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.
Babchenko yang mantan tentara dalam perang Chechnya ini, dikenal sebagai salah satu jurnalis perang Rusia paling terkenal. Pada 27 Februari 2017, dia meninggalkan Rusia karena khawatir dengan keselamatannya usai mengkritik kebijakan pemerintah Rusia di Ukraina dan Suriah.
Simak juga video Kerap Mengkritik Putin, Seorang Jurnalis Tewas Ditembak (nkn/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini