Hal ini disampaikan JK dalam sambutannya pada acara buka bersama Pemuda Masyarakat Minang/Sumando dan Dewan Penyantun Universitas Andalas di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018). Mengawali sambutannya, JK juga sempat mengajak masyarakat Minang memajukan tiga hal: agama, usaha, dan ilmu pengetahuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK pun menyebut kemacetan menjadi tanda-tanda dari kemajuan suatu negara. JK melihat Padang juga sudah mulai macet.
"Macet itu tanda-tanda, negara miskin mana bisa macet. Hanya negara yang kaya yang macet. Di Jakarta ini kemacetan itu setiap hari kita alami dan saya kira di Padang pun sudah mulai macet. Kalau ke Bukittinggi sudah mulai," katanya.
JK lalu menyebut perjuangan masyarakat Minang dahulu kala dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa.
"Saya semalam baca riwayat hidup Agus Salim. Bagaimana hebatnya zaman dulu. Jadi sekitar Bung Karno ternyata hampir setengahnya orang Minang. Ada Bung Hatta, Sjahrir, Agus Salim, Yamin," ungkapnya.
"Pernah saya pada orang dekat tanya kenapa (orang Minang)? Karena otak, pikiran, sekali lagi saya katakan, tidak ada foto orang Minang bawa tombak pahlawannya. Tapi kalau orang Sulsel selalu tombak dibawanya," lanjutnya.
Orang Minang hari ini, dikatakan JK, harus kembali ikut membangun bangsa dengan pemikiran yang cerdas, termasuk membangun keagamaan.
"Sama dengan yang saya katakan dulu bahwa, dari 10 mesjid, 9 khatibnya orang Minang. Sekarang kira-kira 4-5 orang. Kemarin di masjid Istana imamnya orang Bugis, khatibnya orang Bugis, jemaahnya orang Bugis. Tapi sekarang orang Minang mesti mempertahankan, selalu saya ingatkan kenapa kalau saya ke Minang saya selalu tunjuk pintar, itulah harapan kita semua bahwa dalam Ramadan ini bisa memberikan hikmah," jelasnya. (nvl/bag)