Di Salalah, ibukota Dhofar, saya bertemu dengan Khalid. Dia akan mengajarkan saya salah satu menu berbuka puasa khas Oman.
Khalid dan istrinya, menyiapkan satu kilogram daging domba. Daging ini ditaburi garam, kemudian dimasak selama kurang lebih setengah jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menelusuri Pasar Tertua Oman di Nizwa |
Selain daging domba, Khalid juga memasak nasi sebagai pelengkapnya. Namun Khalid bukan memasak nasi biasa seperti yang kita kenal, melainkan beras yang dimasak hingga setengah matang, kemudian dihaluskan, mirip bubur. Orang Oman menyebutnya mashed rice atau 'Arsiyah.
![]() |
Selain 'arsiyah, Khadijah, istri Khalid, juga menyiapkan potongan sayur untuk salad dan sambal. Ciri khas makan orang Oman adalah 'melantai', alias gemar makan bersama di lantai.
![]() |
Semuanya berkumpul duduk di lantai mengelilingi satu piring besar, kemudian bersama-sama melahap hidangan dengan tangan.
Adab makan ini merupakan salah satu cara atau sunnah dari Rasulullah SAW yang dipraktekkan bangsa Arab sehari-hari.
Baca juga: Bertemu 'Kirana yang Terkenal' di Muskat |
Perjalanan kami ke Oman sungguh berkesan. Terima kasih Oman, sudah berbagi keramahan dan tradisi kepada tim Jazirah Islam dan masyarakat Indonesia.
Seperti apa keseruan perjalanan tim Jazirah Islam di Oman? Saksikan cerita lengkapnya dalam program Jazirah Islam, Senin 28 Mei 2018, pukul 15:00 WIB hanya di TRANS 7
Tonton juga perjalanan Jazirah Islam ke Jepang berikut ini:
(rns/rns)