detikcom mengunjungi IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja), di Jalan Lingkar Luar, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada Senin (28/5/2018). detikcom ditemani oleh kordinator di IPLT, Romel Sitompul yang menjelaskan proses perubahan tinja jadi air bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dipisahkan antara sampah dan lumpur padat, dengan lumpur cair," ucap Romel.
![]() |
Sampah dan lumpur padat dibuang dalam tong sampah untuk dijadikan briket. Sementara lumpur cair dipindah ke SST (Sludge Sewage Tank) atau penampungan sementara.
Tinja yang berada di SST berwarna hitam dan memiliki bau tak sedap. Tinja itupun disedot untuk diolah menjadi air bersih dengan alat Andrich Tech System.
![]() |
Mesin Andrich yang berwarna hijau itu menghasilkan air yang bening. Namun, Romen tidak bisa menjelaskan secara detail proses kerja mesin tersebut.
Terlihat beberapa tenaga mengoperasikan mesin tersebut. Mereka tidak terganggu dengan bau yang ditimbulkan oleh tinja.
Air yang keluar dari alat tersebut pun sudah bening. Sangat berbeda jauh dengan tinja hitam sebelum di proses.
"Air ini untuk bersih-bersih ya. Tidak bisa diminum," ucap Romen sembari tersenyum.
![]() |
Alat Andrich ini diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada Rabu (23/5) yang lalu. Sandiaga mengatakan PAL-Andrich Tech System merupakan teknologi pengolahan limbah yang memiliki keistimewaan dari alat pengolahan tinja lainnya.
"Ini pertama kali, dan air tinja yang diolah oleh PD PAL Jaya biasanya dilakukan suatu proses dan butuh waktu 7 hari untuk menjadi air buangan. Ini hanya setengah jam sudah bisa diutilitas, buat menyiram bunga dan toilet," kata Sandiaga dalam sambutannya saat meresmikan PAL-Andrich Tech System, Rabu (23/5).
Simak juga video "Pal Jaya: Air Hasil Olahan Limbah Tinja Bukan untuk Diminum" berikut ini:
(aik/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini