Kasus 'Wanita Ngaku Teman Teroris', Ini Pesan PT KAI ke Penumpang

Kasus 'Wanita Ngaku Teman Teroris', Ini Pesan PT KAI ke Penumpang

Rina Atriana - detikNews
Senin, 28 Mei 2018 09:13 WIB
Agus Komarudin (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Kasus seorang penumpang wanita kereta yang mengaku teman deretan teroris dan marah-marah ke petugas menjadi catatan sendiri untuk PT KAI. PT KAI pun punya pesan tertentu untuk penumpang, apa itu?

"Baiknya semua sesuai aturan saja menjaga kenyamanan penumpang, dari mulai duduk, semuanya," kata Vice President Public Relation PT KAI Agus Komarudin saat dihubungi detikcom, Minggu (27/5/2018).


Menurut Agus, PT KAI selama ini menyediakan pengawalan di atas kereta. Apabila ada masalah dengan penumpang, maka akan dilakukan upaya pencegahan dan bukan kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga kan di atas kereta api ada pengawalan ya. Kalau ada hal-hal mengganggu seperti kejadian kemarin tentunya petugas kami akan melakukan upaya pencegahan, pendekatan," jelas Agus.

Sebelumnya seorang wanita membuat heboh penumpang KA Jayakarta Premium rute Surabaya-Jakarta. Gara-gara, wanita itu mengaku sebagai kawan dari deretan teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror.


Awalnya wanita itu--sebagaimana penumpang biasa--menaiki kereta itu dari Stasiun Solo dengan tujuan Stasiun Pasar Senen. Peristiwa itu terjadi pada Jumat, 25 Mei lalu.

Dia kemudian berinteraksi dengan penumpang lain yang merupakan suami-istri hingga berujung dengan menantang polisi khusus kereta api (polsuska).

Wanita itu kemudian diamankan ke gerbong berbeda, tapi malah kembali lagi ke tempat semula dan mulai membuat gaduh.

"Setelah dipindahkan, pelaku balik lagi dan ngomong-ngomong sendiri dan membaca surat-surat amalan dengan nada yang keras dan meresahkan penumpang yang lain," ucap Agus.



[Gambas:Video 20detik]

(rna/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads