"Ya Alhamdulillah kita berhasil meyakinkan Saudi Arabia, khususnya imigrasi mereka. Jadi kalau selama ini jamaah haji kita harus menunggu berjam-jam baik di bandara Jeddah maupun di Madinah, sekarang sudah bisa dilakukan di asrama haji," tutur Menag Lukman Hakim kepada wartawan.
Hal itu disampaikan Lukman seusai meresmikan pelatihan Calon Petugas Haji 2018 di Asrama Haji Pondok Gede, Pinang Ranti, Jakarta Timur, Sabtu (26/5/2018). Lukman mengatakan terobosan ini membuat proses yang dilalui calon jamaah menjadi lebih efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, kesepakatan untuk memindahkan proses imigrasi Arab Saudi ke embarkasi ini dicapai dalam pertemuan yang dilakukan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag dengan Komisi Pengawas Arab Saudi. Kedua belah pihak menggelar pertemuan di lantai II gedung Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (18/5) lalu.
Penjelasan Menag Lukman Hakim soal terobosan ini bisa disaksikan dalam video di bawah.
Dirjen AHU Nizar Ali menyatakan, berdasarkan MoU antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi, kuota jemaah haji Indonesia pada musim tahun 1439 H/2018 M sebagai berikut: kuota jemaah haji reguler berjumlah 204.000, kuota jemaah haji khusus 17.000 dan kuota petugas berjumlah 4.100 dengan total 225.100."Selama ini yang menjadi keluhan dari jemaah haji kita adalah proses imigrasi di Arab Sauid yang memakan waktu 4-5 jam. Apalagi jemaah haji kita sudah melakukan perjalanan selama 10-12 jam. Inilah yang kita bahas agar proses imigrasi ini dilakukan percepatan," kata Nizar Ali sebagaimana dikutip dari situs Kemenag.
"Ini gebrakan yang luar biasa dalam memangkas waktu tunggu selama 4-5 jam di Arab Saudi. Inilah yang ditunggu-tungu oleh jemaah dari segi logika ini akan mempermudah jemaah," sambung Nizar Ali.
Dia menambahkan pengambilan data biometrik dengan melakukan perekaman langsung pada 32 titik sebagaimana nota diplomatik no 88/193798 11 Rajab 1439 akan mengalami kesulitan jika dilakukan sebelum jemaah masuk asrama embarkasi.
Hal ini disebabkan tempat tinggal jemaah tersebar pada 513 kabupaten/kota dan sisa waktu yang tersedia tidak cukup. Untuk itu, pengambilan data biometrik yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan data (raw material) yang sudah ada dan melakukan perekaman langsung pada saat jemaah masuk asrama embarkasi (jumlah embarkasi 18) sebelum keberangkatan jemaah ke Arab Saudi. (fjp/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini