Tapi, bagaimana dengan dunia fashion muslim? Prancis mempunyai jumlah penganut muslim terbesar di Eropa Barat. Ada sekitar 10% dari 66 juta penduduk negara ini, beragama Islam. Dengan demikian, lazim melihat muslimah mengenakan hijab di sini.
Namun, hukum sekuler Prancis membuat berbagai pembatasan terhadap apa pun yang menunjukkan afiliasi keagamaan. Alhasil, muslimah di sini lebih memilih mengenakan pakaian muslim dengan warna yang tak mencolok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga 'Muslimah di Prancis Tetap Berbusana Kekinian':
Berbicara soal fashion muslim di sini, perjalanan Jazirah Islam menjadi lebih istimewa saat bertemu Fouzia Oubenaissa. Dia adalah desainer muslimah berdarah Prancis-Maroko, yang menentang stereotip muslim.
Melalui karyanya, dia ingin memperlihatkan bahwa muslimah juga bisa bergaya kekinian. Fouzia bahkan memberanikan diri membuka butik busana muslim di kawasan Garges-Lès-Gonesse.
![]() |
Banyak muslimah merespons positif kehadiran butiknya yang mengusung brand Misstora ini. Di sini, mereka bisa mendapatkan pakaian dengan model yang beragam dan warna yang tidak pasaran.
Tim Jazirah Islam berkesempatan untuk melihat rumah produksi Misstora yang letaknya tak jauh dari toko. Di sini, ada mini studio lengkap dengan peralatan foto untuk mendokumentasikan model busana Ramadan dan Lebaran terbaru.
Menariknya, siapa sangka jika ternyata, perempuan penyuka warna merah muda ini sering mendapat inspirasi busana muslim dari Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan pusat fashion muslim dunia .
![]() |
Meski bergaya masa kini, desain pakaian Fouzia tetap cocok untuk muslimah. Karena menutupi seluruh badan, tidak tembus pandang dan longgar.
Ide awal membuat busana muslim ini, tercetus ketika Fouzia mulai mengenakan hijab di 2009. Saat itu, ia tak lagi memiliki pekerjaan karena tidak diperbolehkan memakai hijab di tempat kerjanya.
Namun ia tidak menyerah. Hal ini justru memantik semangatnya untuk tetap berhijab, dan membuat pakaian muslim sendiri.
"Lima tahun lalu saya mengajar marketing di universitas. Setelah punya anak kedua saya memutuskan memakai hijab. Saya resign karena universitas tidak membolehkan saya untuk mengunakan hijab," kisahnya.
![]() |
"Saya coba untuk mencari baju panjang yang bagus designnya dan coba membuat sendiri, dibantu ibu yang juga penjahit. Lalu banyak yang bertanya saya beli di mana bajunya. Saya bilang ini bikin sendiri. Lalu banyak yang menyarankan untuk dijual. Akhirnya saya buka toko ini," sambungnya.
Sejak saat itu, ibu tiga anak ini mulai merancang dan menjahit pakaiannya sendiri, hingga akhirnya mendirikan rumah mode khusus muslim di tahun 2012. Kini, hampir setiap hari ia menjual lebih dari 100 pasang pakaian. Orderan melonjak dua kali lipat saat Ramadan.
Fouzia percaya, bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah SWT. Hal penting yang harus dilakukan adalah sempurnakan ikhtiar, perkuat dengan doa, dan tawakal secara total kepada Allah .
Jangan lewatkan cerita lengkap perjalanan tim Jazirah Islam di Prancis, hanya di program Jazirah Islam TRANS 7, Kamis 24 Mei 2018 pukul 15:00 WIB
Tonton juga perjalanan Jazirah Islam di Maldives berikut ini: