Terkait sikap Undip yang sampai menggelar sidang kode etik sejak hari Selasa (22/5) lalu, menurut Suteki ada tekanan dari luar sehingga proses itu dilakukan.
"Sidang akademik ini muncul saya kira akibat dari tekanan-tekanan dari luar, ada dari alumni, mungkin pihak lain. Saya tidak tahu secara persis," ujar Suteki saat dtemui wartawan di gedung Magister Ilmu Hukum Undip, Rabu (23/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surat teguran tidak pernah ada. Saya selalu siap, proses harus diikuti agar bola tidak liar. Sekarang ini banyak pemberitaan di luar yang memojokkan saya bahkan membunuh karakter saya, bagaimana saya dikatakan anti-Pancasila anti-NKRI," katanya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kaprodi Magister Ilmu Hukum Undip itu mengakui jika hasil sidang nantinya ia mendapat teguran, menurutnya hal itu wajar. Namun ketika hasilnya merugikan dia, maka ada kemungkinan pihaknya akan menempuh jalur hukum.
"Kalau merugikan saya, tentu saya menempuh jalur hukum. Saya juga bukan sendiri, mantan-mantan mahasiswa saya sudah bersiap diri untuk.. Ini sudah banyak WA, jadi dari Jogja, Solo, dari Jakarta yang dikenal dengan 1.000 advokat atau apalah itu namanya, siap membackup kalau misalnya ada putusan yang merugikan Prof Teki. Tapi nanti tetap akan saya kaji kembali," ujar Suteki.
Sementara itu Kepala UPT Humas Undip, Nuswantoro mengatakan sidang tertutup yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Kode Etik (DKKE) Universitas tersebut tidak bisa rampung dalam 2 hari dan akan dilanjutkan hari ini.
"Rapat DKKE masih belum selesai sore ini (kemarin) dan akan berlanjut besok (hari ini)," kata Nuswantoro hari Rabu (23/5) kemarin.
Undip membenarkan Prof Suteki memang menjadi salah satu staf yang terancam sanksi, dan ada staf lainnya juga. Namun siapa staf lainnya itu, Undip belum membukanya.
Jokowi bakal galak loh kalau ada yang ganggu NKRI, tonton videonya:
(alg/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini