"Kalian mau kumpul-kumpul, sudah tak perlu izin. Perubahan yang terjadi selama 20 tahun ini begitu cepat dan mendasar," ujar Cak Imin saat menjadi pembicara di kampus Bina Sarana Informatika, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (23/5/2018).
Menurutnya, setelah 20 tahun dilewati, bangsa ini sekarang menikmati kebebasan demokrasi. Bagi Cak Imin, demokrasi dan kebebasan itu seperti oksigen, diperlukan setiap orang. Bila tanpa oksigen, tentu manusia tak bisa hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dalam masa sekarang generasi muda tak pintar, itu kebangetan," papar Cak Imin.
Diungkapkannya, pada masa sekarang ini, banyak lahir dan tercipta teknologi baru, terutama dalam komunikasi. Disebut oleh pria asal Jombang itu, terciptanya teknologi baru membawa perubahan yang radikal dan mendasar.
"Dunia internet telah melahirkan revolusi. Dari perubahan ini membawa dampak pada masalah tenaga kerja, bisnis, dan hubungan antarmanusia. Kita harus cepat menyesuaikan perubahan," ujar Cak Imin.
Dia menyebut dampak teknologi yang membawa perubahan harus dibaca secara cermat. Dia mengusulkan adanya tata hubungan dan budaya baru dalam menghadapi majunya teknologi dengan membangun rasa kebangsaan dan semangat yang tak luntur.
"Perubahan teknologi harus tetap perlu memperhatikan kearifan lokal, contohnya media sosial yang berkembang di masyarakat sering membuat hubungan antarmanusia menjadi renggang. Anak sekarang lebih suka memegang handphone," ungkap Cak Imin.
Akibatnya, hal itu membuat anak mengabaikan orang tuanya. Tak hanya itu, aneka media sosial membuat terjadinya tsunami berita. Masalahnya adalah ketika hoax banyak bermunculan. Untuk itu, dia berharap masyarakat waspada terhadap berita yang tidak benar.
"Bila kita tak waspada, kita akan termakan sampah informasi. Ego yang ada diperkecil demi kepentingan yang lebih besar," pungkas Cak Imin. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini