Morfologi Kawah Merapi Tak Berubah Setelah 6 Kali Erupsi Freatik

Morfologi Kawah Merapi Tak Berubah Setelah 6 Kali Erupsi Freatik

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 23 Mei 2018 10:49 WIB
Foto: Usman Hadi/detikcom
Yogyakarta - Morfologi kawah Merapi tidak mengalami perubahan setelah terjadi beberapa kali letusan freatik. Selain kawah, kubah lava juga tidak mengalami perubahan.

Hal itu diungkapkan Kepala Saksi Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso kepada wartawan di kantor Jl Cendana Yogyakarta, Rabu (23/5/2018).

"Kalau visual kawah, morfologi kawah relatif tidak, Rabu berubah. Dari beberapa letusan itu tidak ada perubahan yang signifikan dari kawah maupun kubah Gunung Merapi," kata Agus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, erupsi freatik yang terjadi di Merapi belakangan ini sebenarnya lebih kecil dibanding letusan tahun 2013. Namun kini erupsi yang terjadi intensitasnya lebih sering, oleh karenanya masyarakat diminta waspada.


Selanjutnya, Agus menegaskan letusan yang terjadi di Merapi belakangan ini adalah erupsi freatik, bukan magmatik. Penyebabnya karena terjadi akumulasi gas dan uap air sehingga mendorong terjadinya letusan.

"Jadi kalau dari sisi mekanisme terjadinya letusan kecil seperti freatik memang ada yang menjelaskan bahwa ini adalah akibat kontak dengan air tanah. Tetapi ini adalah salah satu penjelasan," paparnya.

"Letusan abu ini bisa terjadi meskipun tidak ada kontak dengan air. Jadi karena produksi gas dari magma kan terus menerus, ketika tersumbat di atas maka dia akan terakumulasi dan lepas," lanjutnya.

Sementara dari enam letusan freatik di Merapi yang terjadi di bulan ini antara satu dengan lainnya jeda letusannya lebih panjang. Namun kegempaan yang terjadi relatif lebih tinggi.


"Kegempaan relatif tinggi karena kita mendapati ada gempa MP (multyphase) kemudian ada gempa vulkanotektonik yang menandakan adanya akumulasi tekanan yang cukup besar," ungkapnya.

Agus melanjutkan, indikasi lainnya bahwa kegempaan letusan freatik kali ini lebih besar terlihat dari kolom asap cukup tinggi yang mencapai 2 ribu meter.

"Untuk menyimpulkan apakah aktivitas (Merapi) turun atau naik perlu waktu. Jadi tidak bisa dalam beberapa jam kita simpulkan aktivitas Merapi dalam tren menurun atau naik," tandasnya.


Tonton video Moeldoko: Masyarakat Tak Perlu Khawatir Erupsi Merapi
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads