Khofifah Ingin Produk UMKM Jatim Jadi Komoditas Unggulan

Pilgub Jatim 2018

Khofifah Ingin Produk UMKM Jatim Jadi Komoditas Unggulan

Zaenal Effendi - detikNews
Senin, 21 Mei 2018 21:29 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menilai Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Timur memiliki potensi besar terhadap peningkatan ekonomi. Khofifah ingin produk potensial kreatif UMKM Jawa Timur menjadi komoditas unggulan.

Menurut Khofifah, kelangsungan perputaran transaksi, keuntungan untuk produsen dan pelaku UMKM bisa terjamin jika menggunakan sistem koperasi. Dengan itu juga produk lokal bisa terjamin dan bersaing di pasar modern.

"Saya ingin meng-create usaha mikro kecil dan menengah sampai mereka sustain dan memiliki profit untuk bisa mempercepat kesejahteraan mereka. Koperasi ini merupakan sebuah gerakan masyarakat, format usaha bersama. Sehingga pemenuhan kebutuhan strategis bisa dipenuhi oleh koperasi," kata Khofifah di Surabaya, Senin (21/5/2018).

Koperasi, kata Khofifah, merupakan bentuk pengelolaan transaksi dengan sistem yang terbuka dan bermasyarakat. Sebab koperasi dibentuk atas asas kesepakatan bersama dengan sistem ekonomi kerakyatan yang modern, efektif, dan efisien.

Khofifah ingin menjadikan koperasi bersistem korporasi. Koperasi bisa diterapkan di berbagai segmen. Produk pasar tradisional yang dikelola dengan sistem bersama alias koperasi juga akan bisa bersaing dengan pasar ritel modern yang kini kian menjamur di berbagai daerah.

Di Jawa Timur, contoh pengelolaan komoditas salah satunya adalah Koperasi Tengkulak Koperasi (Senkuko) yang terletak di Pasuruan. Koperasi tersebut saat ini sudah memiliki anggota 18 ribu pedagang tradisional. Hingga saat ini aset dari Senkuko sudah mencapai Rp 10 miliar. Omset penjualan beras per hari mencapai dua ton. Begitu juga dengan gula mencapai dua ton per hari.

"Senkuko ini sama seperti yang sering saya sampaikan setiap kali di pasar. Ini bukan gudang tapi bisa digunakan untuk kulakan dan bermitra dengan pedagang. Senkuko ini bisa menjadi referensi, bagi yang ingin belajar pengelolaan sinergi koperasi dan toko modern yang baik," ungkapnya.

Kemitraan yang terbangun memberikan sejumlah layanan berkeadilan dan harga sesuai kepada konsumen. Misalnya harga untuk pedagang dan individu dibuat berbeda, begitu juga yang membeli dalam jumlah eceran maupun yang borongan.

Sistem ini, dijelaskan Khofifah sudah diterapkan di negara-negara Eropa. Di antaranya di wilayah Skandinavia, Norwegia, Findlandia, dan Swedia. Sistem ini juga yang menjadikan produk tradisional tiga negara tersebut bisa bersaing di pasar modern.




"Tiga negara ini bisa membangun satu kebersamaan bahwa yang mereka kembangkan adalah consumer cooperative unite. Mereka menyiapkan itu, merekalah yang kemudian menjadikan retail di tiga negera itu sehingga hypermart itu enggak bisa masuk," jelasnya.

Jika nantinya masyarakat Jawa Timur memilih, Khofifah membeberkan akan memulai gagasan tersebut melalui membenahi koperasi pesantren. Dari koperasi pesantren akan dibentuk Consumer Cooperative Center (CCC) seperti di negara Eropa.

"Saya ingin membuat CCC. Kami sudah hitung-hitung itu bisa diturunkan di provinsi. Kami bisa bikin di Jawa Timur," tuturnya.

Dengan sistem tersebut, produk lokal bisa dipasarkan lebih luas. Kemudian harga sembako yang dijual juga akan lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Menteri Sosial 2014-2018 optimis hal itu bisa terwujud.

"Kita perlu pemimpin yang kuat, komitmen yang kuat. Rasanya tidak mimpi. Mungkin sekarang kita nyusun mimpi, besok Insyaallah ijabah," pungkasnya.

Program yang digagas Khofifah ini mendapat respon dari Pakar Ekonomi Rakyat, DR Agung Sujatmiko. Dia menilai program yang dicanangkan pasangan Khofifah-Emil ini bisa menjadi jalan keluar untuk pengelolaan potensi lokal.

"Program ekonomi yg dipaparkan Bu KIP sangat kongkrit dan solutif. Jatim banyak keberhasilan tetapi harus diakui masih ada ketimpangan dan belum optimalnya keberpihakan pemerintah terhadap pelaku usaha UKM dan Koperasi. Satu isu yang harus di tuntaskan pembangunan di Jatim adalah pemerataan kue pembangunan," jelas Agung.

Sistem pengeloaan dengan sistem ekonomi kerakyatan dinilai berpihak pada ekonomi daerah. Program yang digagas Khofifah juga menjadi jawaban tantangan ekonomi masa kini.

"Program ekonomi yang ditawarkan sangat relevan. Memilih keberpihakan pada sektor ekonomi dominan domestik yang akan dikembangkan sejalan dengan prioritas kebijakan nasional serta jangkauan ke depan untuk membangun pemerataan ekonomi merupakan tantangan yang harus dijawab pada masa pemerintahannya nanti," pungkasnya. (ze/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.