"Sudah dibilangin gak usah ikut yang begitu itu tetap ngeyel. Sedih saya merasakan anak saya yang itu. Ndak seperti saudaranya yang lain," tutur Patokah pada detikcom, Rabu (16/5/2018).
Apin (panggilan akrab Syamsul Arifin/Abu Umar) merupakan anak kedua pasangan Purwanto dan Patokah. Keluarga ini di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, terkenal sebagai keluarga terpandang.
Berubahnya haluan Abu Umar menjadi lebih keras dalam agama, kata patokah, sejak dia kuliah di STI Al Muslihun Tlogo. Sampai-sampai sang Ibu sering mengeluhkan sikap keras atau radikal anaknya.
Namun Patokah belum mengetahui pasti terkait penangkapan anaknya. "Tadi ya banyak pak polisi sama tentara ke sini. Tapi yang nemui istrinya," kata perempuan sederhana yang tampil tanpa hijab itu.
Abu Umar di kalangan tetangga dikenal sebagai penjual buku. Setiap hari, lelaki itu selalu memakai celana cingkrang dan baju gamis panjang. Begitu juga dengan istrinya Insiah.
Jika Abu Umar lebih sering berbaur ketika ada pengajian di kampung atau jemaah salat Jumat, namun tidak demikian dengan sang istri.
Baca juga: Ketua JAD Jatim Ditangkap Bersama Istri Siri |
"Istrinya jarang bergaul. Bahkan bisa dibilang gak pernah. Ke sini kalau lebaran saja. Kalau Mas Apin baik orangnya, mesti nyapa kalau jalan di depan rumah," kata salah satu warga, Sujilah.
Sujilah juga mengakui sering mendengar keluhan Ibu Abu Umar, Patokah. Patokah selama ini khawatir anaknya semakin keras memegang keyakinan yang dianggapnya tidak sesuai ajaran Muhammadiyah.
"Desa ini memang mayoritas Muhammadiyah. Jadi penampilan Mas Apin sering jadi bahan gunjingan warga. Ibunya khawatir, Mas Apin semakin jauh melangkah. Dan sepertinya, yang dikhawatirkan ibunya jadi kenyataan sekarang," imbuh Sujilah.
Tonton juga video mengenai 'Alasan Teroris Libatkan Ibu dan Anak di Bom Bunuh Diri':
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini