Teroris Libatkan Istri-Anak, MUI: Mereka Salah Tafsir Alquran

Teroris Libatkan Istri-Anak, MUI: Mereka Salah Tafsir Alquran

Faiq Hidayat - detikNews
Selasa, 15 Mei 2018 16:11 WIB
Foto: Acara diskusi 'Setelah Mako Brimob dan Bom Surabaya (Faiq-detikcom)
Jakarta - Tiga keluarga mendalangi rangkaian bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo. Pengurus MUI Pusat Abdul Moqsith Ghazali, menyebutkan Islam tak mengajarkan untuk melakukan bom bunuh diri.

"Dalam Islam tak bolehkan bom bunuh diri kecuali musuh yang membunuh kita. Karena manusia juga tak punya otoritas atas dirinya," ujar Abdul Moqsith saat acara diskusi 'Setelah Mako Brimob dan Bom Surabaya' di Aula Rumah Pergerakan Gusdur, Jl Taman Amir Hamzah No 8, Pegangsaan, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Abdul Moqsith juga menilai para pelaku teroris di Surabaya salah menafsirkan Alquran karena melibatkan anak dan perempuan. Dalam sejarah Islam, Abdul mengatakan Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajak anak dan perempuan untuk perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Perempuan dilibatkan perang tidak syari, kalau memang mereka menyebutnya perang ya. Tidak ada istri sahabat Nabi (Muhammad SAW) dilibatkan perang. Tidak punya argumentasi dalam Alquran, mereka juga salah melibatkan anak dalam peperangan. Ada seorang sahabat Usama bin Sahid saat meletus perang uhud minta ikut tapi tidak boleh karena masih anak-anak," tutur dia.

"Para pelaku di kasus bom Surabaya salah menafsirkan Alquran karena melibatkan anak dan perempuan dan itu bertentangan syariat Islam karena melibatkan anak dan perempuan. Mereka keliru mempelajari sejarah, perang Nabi adalah pertahanan bukan menyerang," imbuh dia



Dikesempatan yang sama, Direktur Wahid Foundation Yenny Zannuba Wahid mengatakan kasus Surabaya yang melibatkan perempuan bukan fenomena baru. Sebab teroris Noordin M Top mengajak istrinya untuk melakukan serangan aksi teror.

"Melibatkan perempuan ini, sudah lama seperti Istri Noordin M Top. Perempuan merekut orang lain jadi pengantin atau jaringan," tutur Yenny.

Selain itu, Yenny menyebutkan perempuan mempunyai peran lain yaitu mencari dana, merekrut pengantin atau bomber, mencari bahan peledak dan eksekutor. Perempuan memang sudah lama menjadi peran membantu sang suami untuk aksi teror.

"Kedua perempuan mencari dana ini sudah lama dilakukan. Mengatur logistik penyerangan mereka menyewa motor dan mobil termasuk pesan bahan bom. Keempat jadi eksekutor ini bisa dimainkan perempuan," jelas Yenny.


[Gambas:Video 20detik]

(fai/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads