Jenazah Mayawati dibawa ambulans dari Surabaya menuju Yayasan Gotong Royong. Rencananya, jenazah Mayawati akan dikremasi besok pagi.
Dikisahkan keponakan Mayawati, Maria Hamdani (45), pagi itu, Mayawati bertandang seorang diri ke Gereja Santa Maria Tak Bercela. Menurut Maria, keponakan Mayawati itu merupakan rutinitas korban setiap minggu pagi.
"Memang rajin ke gereja setiap Minggu, tempat tinggalnya di kawasan Ngagel situ," ungkap Maria pada wartawan di Yayasan Gotong Royong, Senin (14/5/2018) sore.
Seperti biasanya, Mayawati datang ke gereja dengan menumpang taksi. Ia berangkat dari rumah kostnya di Jalan Ngagel, Surabaya.
"Seperti biasanya, naik taksi kalau ke gereja. Kemarin sebelum berangkat, pamit ke saya," ungkap Maria.
Pasca mendengar adanya bom diri di gereja kawasan Ngagel, Surabaya, dari televisi, Maria pun panik, lantaran ia mengingat Mayawati tengah beribadah di sana.
"Tahu ada bom, saya bingung. Menelpon HP-nya tak diangkat. Saya semakin panik," beber perempuan juga tinggal di Surabaya ini.
Maria kemudian banyak menerima broadcast soal pengeboman di Surabaya. Dari salah satu video yang dia lihat, ada kemiripan antara korban yang terlihat di video dengan bibinya (Mayawati).
"Saya coba cari ke rumah sakit, baru setengah satu siang ketemu dalam perawatan di RS dr Soetomo. Tidak ada nama, karena KTP-nya memang hilang. Jam 7 malam meninggal, baru dipindahkan ke RS Bhayangkara," cerita Maria.
Mengenai kondisi Mayawati, Maria mengungkap, ada luka serius di bagian dada, kaki serta bagian tubuh lain. "Bagian dada luka, hingga menembus paru-paru," tegasnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini