"Saya tidak melihat ada yang salah dengan cuitan Bang Fadli Zon terkait bom Surabaya. Beliau dengan jelas menyampaikan dukacita yang mendalam atas kejadian tersebut serta menyerukan agar diusut tuntas," kata Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Senin (14/5/2018).
Menurut Habiburokhman, tak ada yang salah dengan cuitan Fadli. Kritik Fadli yang menunjuk pemerintah, disebutkannya, bersifat umum. Fadli tidak menunjuk Jokowi secara personal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menepis isu miring yang menyebut partainya mendukung gerakan aksi terorisme. Malah, kata Habiburokhman, Gerindra memiliki semangat menghapus paham radikal, salah satunya aksi 212 yang didukung Gerindra.
"Kita lawan radikalisme dengan semangat 212, semangat perdamaian dan semangat saling menghormati perbedaan. Kita ingat bagaimana aksi massa yang begitu besar bisa berlangsung dengan sangat tertib, teduh, dan damai hingga rumput pun tidak terinjak," jelasnya.
Hal senada disampaikan anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade. Andre menyebut partai pendukung pemerintah terlalu berlebihan menanggapi cuitan Fadli.
"Pernyataan Bang Fadli ternyata membuat politisi pendukung pemerintah menjadi kebakaran jenggot. Padahal kalau kita baca pernyataan Bang Fadli dengan hati yang tenang, hal ini berlaku untuk umum dan seluruh negara," sebut Andre.
![]() |
Menurut Andre, partai pendukung Jokowi tak perlu marah-marah jika hal yang dicuitkan Fadli tidak benar. Sebab, Fadli hanya menuliskan sesuatu yang umum terjadi di berbagai negara.
"Sekarang politisi propemerintah marah-marah dan menyerang Bang Fadli. Pertanyaannya, apakah politisi propemerintah ini merasa bahwa rezim Jokowi yang mereka dukung sekarang adalah pemimpin yang lemah dan kemiskinan, ketimpangan, dan ketidakadilan banyak di Indonesia? Sehingga mereka merasa kebakaran jenggot karena cuitan Bang Fadli," ucap dia.
Kontroversi ini bermula dari tweet berseri Fadli soal teror bom di Surabaya lewat akun pribadinya, @fadlizon, pada Minggu (13/5) pagi. Dari tujuh tweet yang dia unggah, salah satu yang paling ramai ialah ketika Fadli mengaitkan aksi terorisme dengan kelemahan kepemimpinan.
"Terorisme biasanya bkembang di negara yg lemah pemimpinnya, mudah diintervensi, byk kemiskinan n ketimpangan dan ketidakadilan yg nyata," cuit Fadli.
Lima partai pendukung Jokowi melemparkan kritik terhadap tweet Fadli itu. PDIP, Golkar, NasDem, PPP, dan Hanura menganggap Fadli mempolitisasi tragedi kemanusiaan itu demi kepentingan politiknya semata.
Simak cuitan Fadli Zon tentang teror di Surabaya yang menimbulkan kontroversi:
(tsa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini