Mobil Toyota Avanza yang digunakan pelaku bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna, dibeli di Banyuwangi. Mobil tersebut dikendarai Dita Upriyanto (47), suami Puji Kuswati (43), untuk meledakkan gereja itu.
"Ini mungkin mobil yang ketiga yang diberikan ke Puji. Dua mobil sebelumnya dijual. Tidak jelas karena apa dijual," kata Rusiono, perwakilan keluarga pelaku di Desa Tembokrejo, Muncar, Senin (14/5/2018).
Kemudian, keluarga di Banyuwangi kembali membelikan mobil, tanpa diberikan BPKB. Mobil ini yang diduga digunakan untuk meledakkan bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).
"Keluarga kecewa, karena dua kali dibelikan mobil, lalu dijual dengan alasan yang kurang jelas. Akhirnya, dibelikan lagi, tapi tidak diberi BPKB. Mobil itu yang diduga dipakai pelaku," tambahnya.
Meski sejak kecil diasuh saudara orangtuanya di Magetan, kata Rusiono, keluarga di Banyuwangi selalu peduli dengan keluarga Puji Kuswati. Bahkan, pelaku sempat dibelikan rumah seharga Rp 600 juta di Surabaya.
"Semua untuk kepentingan keluarga Puji. Sempat juga memberi kabar jika akan menjual rumahnya, katanya tidak jelas," tambahnya.
Pihak keluarga juga menyayangkan aksi keji pengeboman gereja tersebut. Apalagi, pelaku mengajak keempat anaknya dalam aksi bunuh diri tersebut.
Menurut Rusiono, pihak keluarga di Banyuwangi, mengetahui kejadian bom dari media. Hingga kini, keluarga masih syok dengan kejadian tersebut. Dari pantauan detikcom, kondisi rumah keluarga pelaku bom gereja di Surabaya, di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar, tampak lengang. Di rumah dua lantai ini tidak ada aktivitas apapun.
Penghuni rumah yakni H. Kusni dan Minarti Isfain tak terlihat. Menurut informasi, mereka tampak syok lantaran mendengar anaknya terlibat dalam peristiwa bom di Surabaya.
Tonton juga video mengenai pernyataan Uskup Agung Jakarta tentang teror bom Surabaya:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini