"DSM melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren di Patean Kendal. Selama di pondok pesantren dia pulang ke rumah setiap dua bulan sekali, tetapi juga pernah sampai enam bulan baru pulang," jelas ayah DSM saat ditemui di rumahnya, Minggu (13/5/2018).
Setiap kali pulang ke rumah, DSM tidak pernah menceritakan hal-hal terkait kegiatannya ataupun hal mencurigakan lain. Sang ayah hanya mendengar kabar terakhir jika putrinya sedang praktik mengajar di sebuah pondok pesantren di Majenang, Cilacap.
"Sekitar lima hari lalu dia memberi kabar lewat SMS ingin pulang, tetapi ternyata ada kabar penangkapan tersebut," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mendapat kabar dari petugas kepolisian pada Sabtu (12/5) malam bahwa DSM ditangkap di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Kami selaku kepala desa dan juga warga keget dengan kabar penangkapan tersebut," tutur Wardoyo.
![]() |
Menurutnya, selama ini DSM dikenal sebagai warga yang biasa saja dan tidak mencurigakan.
"Kami sama sekali tidak mengira karena selama ini dia juga biasa-biasa saja, tidak ada yang mencurigakan," ungkapnya.
"Terakhir, dia mondok di sebuah pondok pesantren di Patean, Kendal," terang Wardoyo.
Seperti yang diketahui, selain DSM, polisi juga menangkap SNA yang diduga berencana menyerang polisi di Mako Brimob.
Petugas juga menyita satu buah gunting yang diduga akan digunakan untuk melakukan penusukan. Selain itu, diperiksa juga data pada handphone yang disita polisi. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini