"Bahkan, kalau kondisi pasaran begini rugi Rp 500 ribu pun mending dilepas. Karena kalau dibawa pulang, jelas modal tambah bengkak. Dari biaya transportasi, biaya pakan dan perawatan selama di kandang, dan lainnya. Padahal belum ada jaminan harga pasaran mendatang akan ada kenaikan," kata Syaiful Bahri, seorang pedagang sapi asal Desa Tenggir, Kecamatan Panji, Sabtu (12/5/2018).
Pengamatan detikcom di pasar hewan Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan, harga sapi sepanjang hari pasaran Sabtu (12/5) ini mengalami anjlok. Termasuk harga sapi pedaging (layak potong) pun ikut-ikutan merosot. Apalagi harga sapi indukan produktif dan harga pedet, harganya makin tak tertolong.
"Harga sapi yang dulunya Rp 10 juta, sekarang ini bisa merosot sampai Rp 7,5 sampai Rp 8 juta. Pedet yang dulu harga Rp 7 juta, sekarang bisa Rp 4,5 sampai Rp 5 juta," sambung Syaiful.
Anjloknya harga ternak sapi ini terjadi diduga karena daya beli sapi konsumen yang mengalami penurunan. Bahkan sejak beberapa pekan terakhir, pembeli sapi di pasaran cenderung sepi. Kondisi ini benar-benar membuat banyak mengeluh. Mereka meminta agar pemerintah turun tangan untuk menstabilkan harga sapi di pasaran.
"Perkiraan harga normal lagi ini masih sekitar setelah idhul adha nanti. Kalau idhul fitri biasanya ada kenaikan, tapi belum normal. Ini masa paceklik bagi pedagang sapi. Makanya, pemerintah harus turun tangan mengatasi anjloknya harga sapi ini," desak Achmadi Asnan, pedagang sapi lainnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini