Pakde Karwo Harap Pendekatan Budaya Selesaikan Konflik Jawa-Sunda

Pakde Karwo Harap Pendekatan Budaya Selesaikan Konflik Jawa-Sunda

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Jumat, 11 Mei 2018 17:25 WIB
Tiga gubernur di Bandung/Foto: Istimewa
Surabaya - Tiga gubernur menggagas rekonsiliasi budaya. Hal ini guna menghilangkan sekat antara Jawa dan Sunda yang telah berseteru sejak 661 tahun lalu pasca tragedi Pasundan Babat.

Tiga gubernur itu yakni, Gubernur Jatim Soekarwo bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Pakde Karwo sapaan akrabnya mengaku optimis jika pendekatan budaya mampu mengakhiri permasalahan Jawa-Sunda. Di Surabaya, pendekatan budaya ini ditandai dengan diubahnya dua nama jalan yakni Jalan Dinoyo menjadi Pasundan dan Jalan Gunungsari menjadi Jalan Siliwangi.

"Budayalah yang bisa menjernihkan dan membersihkan yang kotor. Lewat pendekatan budaya maka tidak akan yang terluka dan merasa benar atau salah," ungkap Pakde Karwo saat acara Harmoni Budaya Jawa-Sunda dan Peresmian Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro No 22, Bandung, Jumat (11/5/2018).

Menurutnya, jarak terjadinya Pasunda Bubat yang terlampau jauh, dengan munculnya berbagai cerita yang ada di buku-buku merupakan upaya divide et impera oleh penjajah. Karenanya, para tokoh yang terdiri dari budayawan, sejarawan, akademisi dan pemerintah sepakat untuk meluruskan hal ini, sehingga tidak menjadi konflik berkepanjangan.

"Dengan harmoni budaya ini maka akan bisa menjadikan Jawa-Sunda ini bersatu dan memperkokoh NKRI seperti yang dicita-citakan para pendiri republik," tambahnya.

Tak hanya itu, Pakde Karwo mengungkapkan bersatunya Jawa-Sunda memberikan kontribusi ekonomi nasional yang mencapai 40%. Tentu hal ini akan memberi dampak yang luar biasa pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam hal ini Pakde Karwo mengatakan harmoni budaya ini tak hanya sebatas perubahan nama jalan saja. Namun juga diikuti dengan berbagai kerjasama baik di bidang pariwisata, perdagangan, ekonomi maupun politik.

"Banyak hal yang bisa ditumpangkan pada pertemuan budaya kali ini. Saya kira ini pintu yang sangat bagus serta halus untuk pertumbuhan bersama," ujar gubernur yang telah menjabat selama dua periode ini.

Sementara dalam peresmiaan Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk, mewakili masyarakat Jatim, Pakde Karwo merasa senang dan bangga. Menurutnya hal ini penting karena penamaan jalan selain menjadi simbolik, juga menjadi tempat berlangsungnya transportasi orang, barang dan jasa, juga menyimpan nilai sejarah.

"Posisi jalan ini sangat bagus dan cukup strategis, namun sebenarnya substansi utamanya yakni bahwa ini merupakan sumbangan besar bahwa budaya solusi atas berbagai konflik," katanya.

Di kesempatan yang sama, Gubernur Ahmad Heryawan mengaku harmoni budaya bisa menghadirkan persatuan dan kesatuan. Kang Aher, sapaan akrabnya setuju dengan apa yang dikatakan Pakde Karwo terkait budaya bisa menjernihkan yang kotor, mengindahkan yang belum indah, serta merapikan semua hal.

"Lewat kegiatan harmoni budaya pada hari ini, mari kita ciptakan cara pandang yang sama, tidak perlu mempermasalahkan lagi siapa yang salah dan benar," ujar Kang Aher.

Dia menegaskan, harmoni budaya ini turut menjadi sejarah dan terobosan yang tepat untuk menyatukan Indonesia. Karena jumlah etnis Jawa mencapai 42% dari seluruh etnis di Indonesia, sedangkan etnis Sunda mencapai 14%. Jika keduanya digabungkan, jumlahnya mencapai 56% atau separuh lebih dari seluruh etnis di Indonesia.

"Artinya jika masalah Jawa dan Sunda selesai, maka perkara-perkara besar di Indonesia juga selesai," imbuhnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.