"Yang pekok itu kalau asal bunyi, asal tuduh, tanpa melihat data," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) kepada wartawan, Jumat (11/5/2018).
Salah satu kebijakan yang disinggung Amien yaitu UU Migas Nomor 22 Tahun 2001 dan pengelolaan PT Freeport Indonesia. Awiek malah menyinggung tentang amandemen UUD 1945 yang membuka keran liberalisasi di bidang perekonomian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awiek malah menyebut Fraksi PAN turut terlibat dalam pembahasan UU Migas. Kemudian soal Freeport, Awiek membela pemerintah dengan menyebut persoalan itu urusan kontrak lama. Awiek mengatakan justru Jokowi saat ini tengah menegosiasikan divestasi agar Indonesia memperoleh keuntungan dari pengelolaan tambang tersebut.
"Kalau soal UU Migas itu kan produk hukum periode sebelumnya yang dibahas DPR bersama pemerintah. Dan dari DPR terdiri dari fraksi-fraksi yang di dalamnya ada anak buah Amien Rais," kata Awiek.
Baca juga: Amien Rais Sebut Indonesia Bangsa 'Pekok' |
"Terkait Freeport itu juga kontrak lama. Saat ini Jokowi berusaha melakukan negoisasi ulang dengan skema divestasi 51 persen. Dan untuk dikelola sendiri perlu transisi dari kesiapan SDM maupun infrastruktur," imbuhnya.
Ucapan Amien yang menyebut Indonesia bangsa 'pekok' atau bodoh itu disampaikannya ketika mengisi ceramahnya di Yogyakarta pada Kamis (10/5). Awalnya, Amien mengatakan masalah undang-undang di Indonesia yang dianggap pro asing dan merugikan rakyat.
"Ini ada UU yang aneh dan ajaib. Bahwa gas alam di perut bumi Indonesia, itu boleh digunakan oleh bangsa sendiri setelah bangsa lain dicukupi kebutuhannya," kata Amien saat mengisi ceramah itu.
"Ini mesti bangsa pekok (bodoh)," sindirnya.
(tsa/dhn)