Salat gaib dilaksanakan di unitnya masing-masing, seperti terpantau di Polsek Tegalsari dan Polsek Wonocolo.
"Kami selaku jajaran kepolisian ikut berduka yang sangat dalam atas meninggalnya lima pahlawan terbaik Bhayangkara," kata Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyo Prasojo usai salat gaib di Mushola Polsek Tegalsari, Jumat (11/5/2018).
David juga menyampaikan simpati mendalam dengan menyebut kelima anggota polisi yang gugur di Mako Brimob sebagai syuhada. "Semoga perjuangan dari lima syuhada ini berpulang ke Allah SWT dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya," lanjut.
Seusai salat gaib berjamaah, sebanyak 70 orang anggota Polsek Tegalsari juga mengirimkan doa. Bahkan sejumlah anggota kepolisian yang mengikuti acara tersebut tampak menitikkan air mata.
"Selain menggelar salat gaib, kami juga mengirimkan doa untuk mereka," ujar David dengan mata berkaca-kaca.
David pun berpesan kepada keluarga yang ditinggalkan oleh lima anggota polisi yang gugur agar tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan.
"Untuk keluarga agar diberikan ketabahan dan kesabaran atas kejadian ini. Semoga teman-teman kami yang gugur mendapatkan surga yang terbaik di sisi-Nya," tandasnya.
Polsek Wonocolo dan jajaran juga melakukan safari salat Jumat bersama warga sekitar. itu dilakukan Kapolsek Wonocolo Kompol Budi Nurtjahjo, didampingi bhabinkamtibmas Kelurahan Jemur Wonosari Aiptu Sutrisno.
![]() |
Salat gaib berjamaah untuk mengenang lima polisi yang gugur di Mako Brimob juga digelar di Polda Jatim di Jalan A Yani, Surabaya.
Lima anggota Polri yang gugur setelah disandera oleh narapidana terorisme di rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa oleh Kapolri.
Kelimanya adalah Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, serta Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
Kapolri Tito Karnavian menambahkan, Polri akan melakukan evaluasi terkait kasus ini sebab menurutnya Rutan Negara Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob sebenarnya memang tidak layak huni bagi napi teroris.
Selain sudah kelebihan kapasitas, rutan ini klasifikasinya juga bukan maximum security atau keamanan maksimum yang seharusnya dipergunakan untuk napi teroris.
"Di dalam memang tidak layak bukan didesain untuk maximum security yang layaknya untuk teroris, yang kedua persoalannya over crowded. Ini sebenarnya cukup untuk kira-kira idealnya 64 orang, maksimal 90-an lah. Ini saya lihat, saya juga baru tahu sampai 155 orang di dalam itu, jadi sangat sumpek sekali," terang Tirto baru-baru ini. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini