Ratusan warga korban lumpur sejak, Kamis (10/5/2018) pagi sudah berada di lokasi tanggul lumpur tempat makam yang hilang. Sebelum melakukan tabur bunga, mereka melakukan doa bersama di 'makam' Dusun Ginonjo.
Ziarah ini juga digunakan para korban lumpur untuk melepas kangen dengan sesama warga lainnya. Karena, semenjak desa mereka tergerus lumpur, mereka hidup terpisah.
Nurita (43), salah satu warga Dusun Babatan, Desa Besuki, Jabon, mengatakan, kedatangan meski makan ini sudah tertutup lumpur, namun dia tetap datang untuk mendoakan kedua orang tua yang telah mendahului.
"Setiap menjelang bulan Ramadan kami sekeluarga selalu tabur bunga di pemakaman kedua orang tua kami," kata Nurita kepada detikcom.
Hal yang sama disampaikan oleh Suyadi (57), warga Dusun Ginonjo, yang saat ini tinggal di Candi Sidoarjo. Menurutnya, selain tradisi ziarah kubur, warga hari ini juga menggelar acara ruwahan desa.
"Sudah 12 tahun baru baru dilakukan. Awalnya sebelum ada semburan lumpur tiap tahun acara ruwahan ini selaku digelar," kata Suyadi.
Sementara itu di tempat yang sama, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Saifuddin yang akrab dipanggil Cak Nur ini, mengapresiasi kegiatan para warga korban lumpur. Kegiatan ini sekaligus untuk silaturahim para korban lumpur, yang tempat tinggalnya terpencar ke desa lain.
"Selain itu kegiatan ini sebagai momentum menyambut bulan suci Ramadan," tandasnya Cak Nur. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini