Sekadar diketahui, sopir angkot tergabung dalam Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) Jabar akan menggelar aksi mogok massal. Para sopir menagih realisasi Permenhub Nomor 108/2017 tentang angkutan sewa khusus berbasis online tidak dalam trayek.
Namun berdasarkan pantauan detikcom, Selasa (8/5/2018), sejumlah angkot dengan berbagai trayek tetap melakoni aktivitas seperti biasa. Mulai dari angkot jurusan Cimahi-Cibeber, Cimahi-Leuwipanjang, Cimahi-Stasion Hal, Elang-Gedebage dan jurusan lainnya, masih melayani dan mengangkut penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep (56) pengemudi angkot Elang-Gedebage menjelaskan belum ada informasi resmi yang diterimanya mengenai aksi mogok massal tersebut. Sehingga dia memilih untuk tetap beroperasi seperti biasa.
"Memang dengar mau ada aksi, tapi belum, belum ada informasi resmi," kata Asep, saat ditemui di Jalan Rajawali, Kota Bandung.
Dia justru mempertanyakan rencana aksi mogok massal tersebut. Menurut Asep, bila ada rencana aksi seharusnya disosialisasikan kepada seluruh pengemudi. Selain itu, sambung dia, tujuan aksinya harus jelas.
"Kan angkot ini ada pengurusnya, harusnya ada info ke teman-teman pengemudi. Terus kan tujuannya juga harus jelas. Karena kalau berhenti (mogok) ngeganggu usaha juga," tutur Asep.
Meski begitu, Asep tidak menampik pendapatannya berkurang setelah adanya angkutan umum berbasis online. Tidak hanya angkutan berbasis online saja, adanya TMB, Bus Sekolah Gratis juga turut mengurangi pendapatannya.
"Saya paling dapat seratus ribu rupiah, itu juga kadang tidak kebagian (untuk bawa ke rumah)," ucap Asep.
Sementara itu, sopir angkot jurusan Cikudapateuh-Ciroyom, Hikmat (42) berpendapat, pilihan aksi mogok massal sebenarnya tidak dapat langsung merubah situasi ekonominya. Maka itu Hikmat memilih tetap beroperasi demi menyambung hidup keluarganya.
"Ngapain demo, moal ngarubah kaayaan (tidak akan merubah keadaan). Jadi narik seadanya, dapur enggak mau tahu harus tetap ngebul," ujarnya.
Hikmat berharap, segera ada solusi menyangkut polemik angkutan kota berbasis online. Dia ingin pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang terbaik untuk pengemudi online dan sopir angkutan konvensional.
"Pengennya sih gubernur langsung tetapin itu jenis stikernya. Jadi kita tahu juga mana taksi online mana mobil biasa. Karena selama ini kan enggak tau, jadi kaya mobil preman atau omprengan. Jadi apa bedanya mobil preman sama taksi online," kata Hikmat. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini