Peristiwa pengeroyokan yang menimpa Raden terjadi Minggu (06/05) malam sekitar pukul 20.00 WIB di halaman parkir kawasan perbelanjaan oleh-oleh Aladin, Jalan Otista, Tarogong Kaler.
Saat itu Raden menggunakan sepeda motor, hendak membeli buah-buahan di sebuah lapak yang lokasinya bersebrangan dengan Aladin. Saat hendak berbelok menuju kios buah, dari arah yang sama melaju dua unit mobil yang ditunggangi para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merasa terhalangi lajunya oleh kendaraan milik Raden, empat orang pelaku turun dari mobil dan bersitegang dengan Raden. Tak lama kemudian, Raden dikeroyok oleh semua pelaku yang berjumlah 12 orang.
Raden mengatakan, selain dikeroyok dengan cara dipukul dan ditendangi, ia juga sempat ditodong senjata api oleh salah seorang pelaku.
"Mereka bawa senjata warna silver. Ditodongkan," kata Raden kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Kampung Maleer, Sukasenang, Banyuresmi, Senin (07/05/18).
Raden sempat membela diri, namun belasan orang pelaku terus membabi buta menyerangnya. Ia sempat berteriak kepada para pelaku jika dirinya merupakan anggota TNI namun tak dihiraukan.
"Mereka malah terus ngomong, berani kamu sama saya katanya," ujar dia.
Raden dikeroyok gerombolan pria berbadan tinggi besar itu sekitar 10 menit. Setelah itu, para pelaku langsung melarikan diri. Akibat aksi pengeroyokan itu, Raden mengalami luka lebam di wajah.
Raden tidak mengenal para pelaku yang diketahui merupakan oknum anggota ormas Paguyuban Anti Gangguan Regional (Pagar) itu. Ia berharap agar kasusnya ini cepat selesai dan diproses secara hukum.
Kondisi kesehatan Raden sendiri saat ini terus membaik, setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Guntur. Raden kini sudah beraktivitas seperti biasa. Sementara itu dari 12 orang, lima pelaku pengeroyokan sudah menyerahkan diri ke polisi.
(ern/ern)