Perangi Hoax, Kadiv Humas Polri: Saring Dulu Sebelum Sharing

Perangi Hoax, Kadiv Humas Polri: Saring Dulu Sebelum Sharing

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Senin, 07 Mei 2018 16:01 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Surabaya - Masyarakat Indonesia dapat memperoleh berbagai informasi dari segala penjuru dunia lewat media sosial, namun hal ini juga menyebabkan mereka 'kebanjiran' informasi yang mengandung hoax.

Untuk itu Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto berpesan kepada warganet untuk selalu menyaring informasi yang masuk sebelum memutuskan untuk membagikan informasi tersebut.

"Pertama kita saring dulu sebelum sharing," ujar Setyo ditemui usai membuka Diskusi Publik Upaya Pencegahan Terhadap Konten Negatif pada Era Keterbukaan Informasi Publik di Hotel Mercure Jalan Raya Darmo Surabaya, Senin (7/5/2018).


Tak hanya itu, Setyo mengakui pentingnya literasi dan pemahaman masyarakat terhadap media sosial sebab banyak pengguna media sosial yang memang masih mudah diterpa isu hoax.

"Pada acara di berbagai daerah, saya selalu menyampaikan perlunya literasi dan pemahaman terhadap media sosial. Karena, mohon maaf, 132 juta pengguna media sosial di Indonesia, 70 persen pengetahuannya masih menengah ke bawah," jelas Setyo.

Setyo pun mencontohkan hoax yang ramai beberapa waktu lalu tentang adanya telur palsu. Ia mengatakan sebelum menelan informasi ini mentah-mentah, masyarakat harus mencerna berapa harga telur di Indonesia dengan ongkos membeli perlengkapan pencetak telur palsu.

"Contoh ada telor palsu, harga telur itu kan per bijinya hanya Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu. Kalau kita bikin telur palsu, berapa kira-kira biaya untuk beli alatnya?" papar Setyo.


Untuk itu, Setyo memberikan tiga tips bagi para pengguna media sosial untuk mengantisipasi adanya berita hoax. Pertama, ketika membaca informasi yang diragukan kebenarannya, gunakan logika, apakah berita tersebut masuk di logika atau tidak.

"Pertama, logika apakah berita yang kita terima masuk logika apa tidak," ujar Setyo.

Sedangkan untuk tips kedua dan ketiga, Setyo mengatakan ada etika dan estetika yang dapat diketahui apakah berita tersebut baik atau buruk.

"Jangan terlalu cepat men-judge karena belum tentu kabar tersebut benar," tambahnya. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.