Pakar politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono mengatakan paslon pertama Ganjar-Yasin masih tetap berusaha bertahan dan mengungkapkan hal-hal yang dianggap prestasi dalam periode sebelumnya. Sedangkan paslon kedua Sudirman-Ida tetap mengungkapkan kegagalan petahana.
"Dari segi metodologi, dari debat pertama tidak berbeda. Pasangan 1 masih berpikir bertahan, 'ini lho prestasi saya', mendesain program selama ini berhasil. Pasangan kedua mengungkap kerja mereka tidak cukup," kata Teguh kepada detikcom, Jumat (4/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan Sudirman kepada Ganjar dianggap lebih ofensif pada debat kedua. Namun menurut Teguh, Ganjar sudah siap dengan antisipasi sehingga bisa menjawab dengan taktis.
"Pak Sudirman lebih ofensif, sudah mulai menyerang sejak pertama mengatakan kepemimpinan Pak Ganjar mengalami kemunduran," tandasnya.
Dalam debat tersebut memang terkesan saling menjatuhkan, tapi Teguh menganggap hal itu masih dalam koridor yang tepat karena tidak membawa isu-isu sensitif seperti SARA.
"Memang cenderung menjatuhkan lawan. Tapi koridornya masih proporsional," pungkas Teguh.
Hal yang disayangkan yaitu ada beberapa hal yang keluar dari tema. Salah satu contoh ketika Sudirman menyinggung Ganjar soal kasus suap e-KTP. Kemudian Ganjar juga menjelaskan tentang korupsi. Padahal tema intinya yaitu pelayanan publik dan perekonomian.
"Harusnya moderator mengingatkan. Debat memang diberi keleluasaan bertanya, tapi kemarin justru cenderung menjatuhkan lawan," jelasnya.
Selain itu apa yang dipaparkan kedua paslon berat kepada data-data, tidak rinci pada penanganan masalah. Teguh menganggap justru seperti mahasiswa yang beradu data saja.
"Masih membahas data paling benar, tidak produktif. Seharusnya sampaikan kalau jadi Gubernur akan turunkan kemiskinan caranya begini, anggaran sekian, dan sebagainya. Semalam tidak sampai di situ," terang Teguh.
Ia berharap pada debat putaran terakhir tanggal 21 Juni mendatang paslon bisa lebih fokus ke tema dan menjelaskan rinci program mereka sehingga pemilih teredukasi. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini