Pernyataan kontroversial Bupati MKP yang terkenal adalah soal minum bir baik untuk kesehatan. Hal itu disampaikan MKP saat memberi sambutan di acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik minuman tanpa alkohol di PT Multi Bintang Indonesia, Desa Sampangagung, Kutorejo, Jumat (16/1/2014).
Selain dihadiri para tamu undangan, acara tersebut saat itu juga dihadiri Menteri Perindustrian Muhammad Hidayat dan Komisaris PT Multi Bintang Indonesia Cosmas Batubara.
"Jujur, saya juga minum bir dan minum bir ini membuat sehat," kata Bupati MKP.
Tak lama setelah terpilih menjabat Bupati Mojokerto untuk periode ke dua, Bupati MKP kembali membuat pernyataan yang kontroversial. Hal itu disampaikan MKP usai melantik 39 kades terpilih pada Pilkades serentak 21 September di Pendopo Maja Tama kantor Bupati Mojokerto, Rabu (2/11/2016).
Pernyataan tak lazim itu disampaikan saat menjawab pertanyaan wartawan terkait perlunya membentuk Satgas Sapu Bersih (Saber) Pungli di Kabupaten Mojokerto. Pasalnya, saat itu sedang hangat isu pemberantasan pungli.
"Kami harapannya menuju ke sana (Ada Satgas Saber Pungli). Ini kan tidak bisa serta-merta dipotong. Sebenarnya pungli ada dua masalah, satu adat budayane wong Jowo kan mari jalok tulung, nyangoni kan sudah menjadi kebiasaan (Adat budayanya orang Jawa kan setelah minta tolong, memberi uang saku kan menjadi kebiasaan). Adat budaya ini jangan sampai terpotong karena itu," ucapnya.
Saat itu Bupati MKP menjelaskan, praktik pungli berpotensi terjadi di hampir semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Mojokerto. Menurut dia, kebiasaan masyarakat memberikan uang tips kepada pegawai pemerintah setelah mendapat pelayanan, sebagai wujud rasa terimakasih.
"Hampir semua SKPD ada ranah seperti itu. Kalau sekadar untuk makan, rokok, itu sudah budaya kita. Tapi nek katek ngrampok, nekek, ngideki gulu (Tapi kalau sampai merampok, mencekik, dan menginjak leher), itu yang salah. Ini yang harus diluruskan," ujarnya.
Awal 2015 Bupati MKP juga membuat kontroversi. Sebuah jalan cor beton di Desa Claket, Kecamatan Pacet, diberi nama sama dengan nama dirinya, yakni Jalan Mustofa Kamal Pasa. Tulisan nama jalan dari besi terpampang di gapura masuk ke jalan tersebut.
Jalan dengan konstruksi beton cor ini dibangun sepanjang Rp 4,6 miliar tahun 2014 silam. Jalan yang menjadi akses menuju ke wisata pemandian air panas Padusan, Pacet ini menelan anggaran APBD TA 2014 Rp 14,134 miliar.
Pemberian nama jalan ini rupanya atas usulan Zaenal Abidin yang kala itu menjabat Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Mojokerto. Zenal turut ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus gratifikasi proyek jalan dan sejumlah proyek lainnya tahun 2015.
Terkait penamaan jalan ini, kala itu Zaenal menyebut sebagai kenang-kenangan untuk Bupati Mustofa Kamal Pasa. "Kami menawarkan kepada Pak Bupati apakah berkenan sebagai kenang-kenangan nama beliau. Karena beliau berkenan ya kami pasang nama tersebut," katanya saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (9/1/2015).
Penamaan jalan menggunakan nama Bupati Mustofa Kamal Pasa saat itu menuai kontroversi. DPRD Kabupaten Mojokerto saat itu menilai penamaan jalan tersebut terkait kepentingan pencitraan bupati yang akan kembali maju di Pilbup 2015. Penamaan jalan cor itu juga tanpa dikonsultasikan dengan tokoh masyarakat setempat.
Bupati Mojokerto ditahan KPK pada Senin (30/4). MKP menjadi tersangka kasus suap izin pembangunan tower telekomunikasi tahun 2015. Dalam kasus ini, dia menerima suap dari pimpinan perusahaan tower seluler Rp 2,7 miliar.
Selain itu, MKP juga ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi proyek jalan cor dan sejumlah proyek lainnya di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto tahun 2015.
KPK juga menetapkan Zaenal Abidin, eks Kadis PUPR yang kini menjabat Kadis Pendidikan Kabupaten Mojokerto sebagai tersangka di kasus yang sama. Dalam perkara ini, nilai gratifikasi yang diterima Rp 3,7 miliar. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini