Pihak kepolisian yang akan ditemui Komariah ialah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu. Pihak Komariah membuka kemungkinan melaporkan Argo dan Roma ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.
"Itu masalah mekanisme mau ke arah mana nanti. Kami bicarakan dan nanti setelah saya sudah ada pertemuan dengan Kabid Humas dan Kapolres untuk menanyakan pernyataan beliau nanti tindak lanjutnya baru saya sampaikan apakah melalui jalur hukum atau jalur mediasi," kata pengacara Komariah, Muhammad Fayyadh, di Bareskrim Polri, gedung KKP, Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fayyadh juga akan meminta Argo dan Roma memberikan klarifikasi kepada media soal pernyataan yang pernah disampaikan terkait penyebab kematian Rizky. Fayyadh mengatakan pihak keluarga Rizky meminta Argo dan Roma menyampaikan permohonan maaf.
"Kalau pernyataan terbukti tidak benar, saya berharap beliau menyampaikan klarifikasi kepada pers dan memohon maaf kepada keluarga korban karena menyampaikan fakta yang nggak benar," ucap Fayyadh.
Sebelumnya, Fayyadh mengatakan, sebelum tewas, Rizky ikut antre pembagian sembako sekitar pukul 10.30 WIB bersama Komariah. Kemudian kericuhan terjadi dalam antrean itu pada pukul 11.30 WIB.
Akibat kericuhan itu, Rizky sempat terlepas dari genggaman sang ibu. Namun Rizky bisa dikeluarkan dari kerumunan massa.
"Dengan sekuat tenaga, Ibu Komariah menolong dan mengamankan korban dan dibawa ke bawah pohon," kata Fayyadh.
Pada saat membawa Rizky di bawah pohon, Komariah memberikan pertolongan pertama dengan memberi minum. Pada saat yang sama, Rizky malah muntah dan kejang-kejang. Saat itu tak ada panitia yang menangani Rizky. Hingga akhirnya anggota TNI yang ada di lokasi membawa Rizky ke pos kesehatan. Namun pihak kesehatan tak mampu mengatasi sakit Rizky karena kekurangan alat hingga akhirnya merujuk Rizky ke RS Tarakan. Setelah mendapatkan perawatan intensif, nyawa Rizky tak tertolong. Selain Rizky, Mahesa Junaedi (13) menjadi salah satu korban yang tewas dalam acara itu.
Sementara itu, polisi menyatakan Mahesa dan Rizky meninggal dunia bukan disebabkan desak-desakan antrean bagi-bagi sembako di Monas. Polisi menyebut keduanya meninggal karena sakit.
"Bukan karena antrean," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa (1/5).
Argo menyatakan itu bersumber dari laporan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu. Argo menjelaskan pertama kali petugas kepolisian mendapat laporan Mahesa yang pingsan di luar pagar Monas pada Sabtu (28/4). Selanjutnya Mahesa dan Rizky langsung dibawa ambulans menuju RS Tarakan.
Rizki dan Mahesa meninggal di RS Tarakan. Penyebab kematian keduanya diduga suhu yang tinggi. Argo mengatakan, dari keterangan keluarga, Rizky disebut mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.
"Berdasarkan keterangan dokter, kematian dikarenakan suhu badan yang sangat tinggi," kata Argo. (jbr/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini