PA 212 soal Gesekan di CFD: Harus Betul-betul Diselidiki

PA 212 soal Gesekan di CFD: Harus Betul-betul Diselidiki

Yulida Medistiara - detikNews
Rabu, 02 Mei 2018 15:50 WIB
Ketum PA 212 Slamet Maarif (Yulida Medistiara/detikcom)
Jakarta - Ketum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif ikut angkat bicara terkait dugaan intimidasi saat Car Free Day pada Minggu (29/4) lalu. Menurut Slamet, polisi harus menyelidiki apakah laporan itu intimidasi atau salah paham.

"Laporan intimidasi harus betul-betul diselidiki dulu apakah intimidasi atau salah paham. Itu wewenang aparat kepolisianlah," kata Slamet di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).

[Gambas:Video 20detik]


Ia mengatakan tiap kelompok sebenarnya memiliki hak konstitusional untuk memilih pada 2019. Menurutnya, siapa pun yang nanti terpilih tetap akan ada pergantian presiden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir hak konstitusional setiap warga negara bolehlah minta dilanjutkan 2 periode atau sebaliknya atau ganti presiden. Faktanya memang 2019 ganti presiden, apakah yang sekarang atau yang baru kan ganti presiden. Siapa pun nggak boleh melarang," ungkapnya.



Ia menyebut pemakaian kaus #2019GantiPresiden ataupun #DiaSibukKerja bukanlah kegiatan politik atau kampanye. Menurutnya, pakaian tersebut merupakan hak tiap orang.

"Saya pikir kegiatan politiknya apa ya di situ. Orang pakai kaus kok. Di mana saja pakai kaus boleh kan. Yang nggak boleh kalau nggak pakai baju ha-ha-ha.... Itu kan pilihan orang. Nggak perlu panik juga. Semua ditentukan 2019, kita gentle-lah. Biar rakyat yang menentukan," ucap Slamet sambil tertawa.

Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki ada-tidaknya unsur pidana terkait video dugaan intimidasi terhadap seorang ibu dan anak pejalan kaki di acara Car Free Day (CFD).



Dugaan intimidasi itu terungkap setelah adanya video viral yang memperlihatkan warga berkaus #2019GantiPresiden dan relawan Joko Widodo yang memakai kaus #DiaSibukKerja di CFD. Salah satu kelompok kemudian terlihat mengacungkan uang ke kelompok lain.

Uang juga diacungkan ke seorang ibu yang membawa anaknya yang masih bocah sehingga si bocah menangis karena dikerumuni. (yld/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads